Rabu 13 Nov 2019 19:52 WIB

Jabar Minta Pusat Buat Jalur Khusus Tambang Parung Panjang

Pembangunan jalur khusus tambang jadi solusi paling rasional.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Truk melintasi jalan di Parungpanjang, Kabupaten Bogor.
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Truk melintasi jalan di Parungpanjang, Kabupaten Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar meminta pemerintah pusat mendukung rencana pembangunan jalur khusus angkutan tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Saat ini, pembangunan jalur khusus tambang jadi solusi paling rasional untuk menyelesaikan polemik itu.

"Sekarang kita sudah membahas dengan Pak Gubernur, bupati juga, kita mendorong ke pemerintah pusat agar punya akses tersendiri untuk angkutan barang dan tambang," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Hery Antasari kepada wartawan, Rabu (13/11).

Hery mengatakan, kalau ada akses sendiri, maka tidak lagi yang melewat jalur sekarang seiring dengan pembangunan jalan tol. "Nanti ada short cut ke arah tol jadi gak melewati Parung Panjang. Solusi jangka panjang itu, tapi perlu waktu," katanya.

Saat ini, kata Hery, belum ada solusi jangka pendek yang dinilai efektif untuk menyelesaikan persoalan itu. Adapun soal usulan pemasangan portal dianggap kurang ampuh sebab cara itu pernah dilakukan beberapa tahun lalu. 

"Pemasangan portal nggak efektif karena pernah dilakukan dan dirusak tidak sampai berapa hari sudah ditabrak dan nggak berjalan lagi," katanya. 

Jadi, kata dia, Pemprov Jabar sedang mencari solusi yang lebih efektif terutama yang permanen dan jangka panjang. "Tapi itu kan perlu waktu melibatkan banyak pihak termasuk pemerintah pusat. Bahkan dari zaman Pak Aher sudah menjadi isu," kata Hery.

Terkait wacana pengaturan jam operasional angkutan barang dan tambang, Hery menilai, hal itu bukan solusi. Sebab, pengaturan jam operasional baru hanya akan membuat titik antrean baru yang tentunya akan mengganggu arus lalu lintas. 

Perlu diketahui polemik jalur tambang di Parung Panjang kembali muncul setelah ratusan siswa dan dewan guru menggelar aksi unjuk rasa kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Mereka meminta Pemkab untuk mengatur dan menindak truk tronton yang kerap melanggar hingga menewaskan sahabat mereka.

Kasus terbaru, ada dua siswa atas nama Luthfi Nurhalipah dan Bahtiar mengalami kecelakaan saat hendak pulang sekolah. Keduanya adalah siswa SMAN 1 Parung Panjang. Luthfi harus mengalami luka yang cukup parah di bagian pergelangan kaki sebelah kanan. Sehingga, harus diamputasi usai sepeda motor yang dikendarainya jatuh kemudian terlindas truk tronton.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Imam Budi mengusulkan agar aktivitas tambang di daerah Parung Panjang, Kabupaten Bogor ditutup. Karena, aktivitas tambang lebih banyak merugikan masyarakat. Salah satu dampak buruknya, banyak warga yang jadi korban kecelakaan karena jalan umum rusak akibat dijadikan perlintasan truk angkutan hasil tambang. 

"Kita ingin tutup saja biar gak rusak alamnya, biar gak banyak kecelakaan. Apalagi kalau (jalannya) diperbaiki, sayang rusak lagi. Kalau saya cenderung ditutup saja," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement