REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Insiden rusaknya lantai jembatan penyeberangan orang (JPO) akibat dilewati pengguna Grabwheels atau skuter listrik menjadi sorotan warganet di Jakarta. Kini, kerusakan lantai JPO tersebut langsung diperbaiki dan Dinas Bina Marga DKI Jakarta sudah melarang pengguna skuter listrik melintas di atas JPO.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, pengguna grabwheels yang bermain di area JPO jalan Sudirman merusak lantai kayu. Hari menyebut, kerusakan lantai JPO ini, beberapa lantai kayu sempat patah, rusak, dan tergores.
"Saat ini, sudah diperbaiki oleh vendor. Dan sudah kita larang sekuter listrik melalui JPO," kata Hari, Rabu (13/11).
Ia menambahkan, Bina Marga telah meminta pihak vendor yang menjalankan revitalisasi JPO, dalam hal ini PT Permadani Khatulistiwa Nusantara (PKN) yang memperbaiki. Kesediaan pihak vendor memperbaiki karena sejak JPO Jalan Sudirman direvitalisasi masih ada masa pemeliharaan yang dijaminkan perusahaan.
Selain itu, ia menyebut, usai direvitalisasi, JPO masih belum diserahterimakan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sementara itu, atas insiden rusaknya lantai JPO, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah merekomendasikan pengelola layanan otopet atau sekuter listrik, Grabwheels, untuk menyediakan layanan di area khusus, terutama di Gelora Bung Karno (GBK). Sehingga, tidak membahayakan pengguna jalan lainnya.
"Kami sudah panggil pihak Grabwheels, kalau mereka mau beroperasi, silakan di Gelora Bung Karno enggak apa-apa. Mereka dapat beroperasi di satu area itu," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.
Syafrin mengatakan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga telah mengizinkan Grab mengimbau penggunanya untuk menggunakan jalur sepeda jika melewati jalur-jalur arteri. Pemanggilan Grab sebagai pihak penyedia layanan penyewaan otopet listrik juga dengan foto viral di media sosial Instagram mengenai pengguna Grabwheels yang menggunakan otopet listrik tidak sesuai tempatnya.
Para pengguna Grabwheels mengoperasikan otopet listriknya di JPO yang terletak di depan pusat perbelanjaan FX Sudirman. Dalam akun Instagram @binamargadki terlihat sejumlah kerusakan pada lantai JPO, seperti bagian kayu yang copot, hingga bekas garis hitam akibat ulah para pengguna otopet listrik yang bandel itu.
Para pengguna otopet listrik itu juga terlihat menutupi jalur JPO bagi pejalan kaki untuk berfoto dan beristirahat. Padahal, sebelum memasuki JPO, sudah ada larangan Dinas Bina Marga DKI di atas JPO bahwa skuter dan skateboard dilarang melintasi JPO itu.
Selain merekomendasikan agar beroperasi di wilayah Gelora Bung Karno, Dishub DKI Jakarta akan mengeluarkan regulasi khusus untuk skuter listrik karena maraknya penggunaan skuter listrik dalam beberapa bulan terakhir di Jakarta. "Diharapkan, regulasinya selesai bulan depan sudah selesai. Kami sedang bahas dulu," kata Syafrin.
Syafrin juga mengatakan, Dishub DKI akan mengetatkan pengawasan untuk melarang otopet listrik beroperasi di trotoar dan JPO. Sebelumnya, warganet di Jakarta ramai menyorot soal penggunaan sekuter listrik, otopet, dan Grabwheels yang mulai tren di Jakarta.
Banyak warganet yang merupakan pengguna jalan kaki merasa terganggu dengan hadirnya otoped atau Grabwheels ini. Bahkan, beberapa warganet pengguna jalan kaki mengakui, hampir ditabrak oleh pengguna otopet saat melewati JPO.
Berdasarkan pantauan Republika pada Rabu (13/11), ketika memasuki JPO, tampak guratan hitam bekas ban di lantai penyeberangan. Lantai dasar jembatan tampak kumuh dan usang. Guratan hitam itu hampir menutupi sebagian dasar jembatan yang terbuat dari serbuk kayu dipadatkan.
Beberapa guratan memiliki ukuran panjang hingga dua meter. Berwarna hitam dan tidak mudah dibersihkan. Saat ditelusuri, guratan itu tampak semakin banyak. Hingga di tengah JPO, guratan itu berkurang. Kemudian, kembali tampak terlihat ketika akan memasuki pintu keluar JPO.
Guratan hitam tersebut akibat dari pemakaian Grabwheels di JPO, sebuah otopet listrik milik Grab yang digunakan masyarakat sebagai kendaraan jarak pendek. Namun, penggunannya tidak berada di tempat yang tepat, seperti JPO yang dikhususkan pejalan kaki, digunakan untuk otopet listrik.
Tampak tempat pegangan tangan di JPO patah dan rusak. Tidak diketahui penyebab dari patahnya tempat pegangan itu, sebab rapuh atau memang kerusakan yang disengaja. Tampak juga bekas guratan hitam di sepanjang tempat pegangan.
Sementara, di JPO yang bertempat di Gelora Bung Karno, juga banyak alami guratan hitam di lantai penyeberangan. Terlihat lubang kecil di tengah penyeberangan dengan posisi baut tertanam. Kondisi tersebut ditambah dengan serpihan kayu yang berserakan.
Salah seorang pejalan kaki, Febryana (22 tahun), menginginkan bagi pengguna Grabwheels khususnya, agar lebih patuh menjaga fasilitas publik. Memang JPO digunakan bersama, tapi ini menjadi malafungsi ketika Grabwheels membuat ketidaknyamanan di JPO.
“Saya sebagai pejalan kaki takut saja ketabrak pas lagi papasan,” tutur Febryana, Rabu.
Sementara, sebagai pengguna Grabwheels, Jaka Haristyo (23 tahun) mengaku belum pernah hingga menaiki jembatan penyeberangan itu. Menurutnya, kembali lagi harus adanya aturan yang jelas soal Grabwheels. Seperti penggunaan helm dan aturan lainnya.
“Kata gue sih sepeda saja dibatasin kan dituntun atau dilipat gitu kalau naik JPO. Jadi (skuter) harusnya dilarang juga,” kata Jaka.