REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Seniman Butet Kertaradjasa menilai Djaduk Ferianto yang merupakan adik kandungnya sebagai sosok seniman pekerja keras. Djaduk orang yang disiplin dalam mempersiapkan berbagai pementasan seni yang akan digelar.
"Pekerja keras, penuh disiplin menyiapkan segala sesuatu secara perfectionist," kata Butet saat ditemui di rumah duka di Dusun Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu (13/11).
Bagi Butet, setiap persiapan pertunjukan seni yang akan digelar bersama Djaduk selalu menyedot energi dan konsentrasi yang tinggi. Namun, itulah Djaduk, seorang yang pekerja keras.
"Menyedot energi, menyedot konsentrasi yang berlebih dari dosisnya, dan itulah Djaduk," kata dia.
Menurut Butet, Djaduk mengembuskan napas terakhir karena mengalami serangan jantung pada Rabu (13/11) pukul 02.30 WIB. Pemimpin grup musik keroncong Sinten Remen itu berpulang di tengah kesibukannya menyiapkan konser musik jazz 'Ngayogjazz'.
"Kami tidak tahu apa penyebab utama serangan jantung itu, tapi yang pasti di hari-hari terakhir Djaduk sangat sibuk untuk latihan musik dan sedang menyiapkan 'Ngayogjazz'," kata dia.
Konser musik jazz 'Ngayogjazz', menurut Butet, akan dihelat pada 16 November 2019 di Godean, Sleman. Jenazah Djaduk dipindahkan dari rumah duka untuk disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo. Jenazah dimakamkan di makam keluarga, Sembungan, Kasihan, Bantul.