REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar properti di Indonesia diprediksi lebih positif pada tahun depan. Indeks harga properti hunian pada 2020 akan mengalami kenaikan enam persen - sembilan persen secara year on year (yoy) dan indeks suplai properti hunian akan mengalami pertumbuhan pada kisaran lima persen (yoy).
Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan mengatakan penyerapan suplai properti hunian masih akan datang dari rumah tipe kecil dan menengah dengan harga di bawah Rp 750 juta.
“Penjual sebaiknya memberikan alokasi perhatian lebih pada properti residensial kelas menengah dan menengah atas, dengan menonjolkan prospek investasi dan dukungan transportasi umum di sekitar properti,” ujarnya kepada Republika, Rabu (13/11).
Menurutnya harga properti tetap mengalami kenaikan secara kuartalan maupun tahunan. Namun optimisme penjual tidak sebesar tahun lalu jika dilihat dari suplainya.
“Permintaan pasar masih akan tetap didominasi dari kalangan menengah dan menengah bawah. Namun, pelonggaran LTV dan PPnBM diharapkan dapat meningkatkan optimisme pasar properti kelas atas,” ucapnya.
Sementara Peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dianhadi Setyonaluri menambahkan minat terhadap properti residensial seken hampir sama besar dengan properti residesial baru. Pencari hunian lebih mengutamakan lokasi dan sarana transportasi umum yang terdapat di sekitar hunian.
“Konsumen cenderung mempertimbangkan empat faktor utama dalam membeli properti terutama rumah hunian. Dari perspektif life cycle, keluarga cenderung membeli rumah setelah kelahiran anak pertama, dekat dengan transportasi publik, akses ke pengaruh anak (misalnya daycare), akses ke aminities lainnya seperti rumah sakit, taman bermain, pasar dan mall,” jelasnya.