Kamis 14 Nov 2019 13:17 WIB

7 Film Sejarah Paling tidak Akurat di Hollywood

Banyak film Hollywood yang melebih-lebihkan sejarah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Film Hollywood berdasarkan sejarah, Pocahontas.
Foto: dok Disney
Film Hollywood berdasarkan sejarah, Pocahontas.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Tidak ada film sejarah yang sempurna menggambarkan peristiwa di masa lampau atau kehidupan tokoh penting. Bahkan, sejumlah film sejarah di Hollywood memiliki akurasi yang dipertanyakan, seperti diulas laman Reader's Digest berikut.

Amistad

Baca Juga

Drama epik Steven Spielberg tentang pemberontakan kapal budak pada 1839 ini mengabaikan banyak fakta. Salah satunya, ketika 3.000 orang kulit putih membayar 12 sen untuk melihat warga Afrika di penjara, menunggu persidangan yang menentukan nasib mereka.

JFK

Sutradara Oliver Stone 'menang banyak' karena film meraup pendapatan 200 juta dolar AS dan mendapat delapan nominasi Oscar. Sayangnya, film mengenai pembunuhan Presiden AS ke-35 John F Kennedy ini banyak yang tidak berdasarkan kebenaran sejarah.

Pearl Harbor

Film drama perang arahan Michael Bay ini membuat kritikus pusing. Terlalu banyak yang dilebih-lebihkan demi sisi dramatis film. Contohnya, adegan pasukan Jepang menyerang rumah sakit di Pearl Harbor dan Presiden AS Franklin D Roosevelt berdiri dari kursi roda.

Marie Antoinette

Para sejarawan memprotes film biografi Marie Antoinette tentang Ratu Prancis ini. Menurut mereka, sang ratu yang diperankan Kirsten Dunst di sinema besutan sutradara Sophia Coppola itu berpikiran dangkal dan cinta mode secara berlebihan.

Pocahontas

Sinema animasi Disney ini mengisahkan Pocahontas yang menjadi perantara perdamaian antara suku Powhatan dan penjajah Inggris pada awal abad ke-17. Sampai saat ini, para pakar masih memperdebatkan apakah Pocahontas dan John Smith memiliki hubungan romantis.

The Last Samurai

Menyimak bintang utama Tom Cruise, penonton The Last Samurai mungkin tak menyadari kejanggalan dalam film. Sinema menampilkan para ninja, yang sebetulnya sudah tidak dijumpai pada latar waktu kisah, yakni selama pemberontakan Satsuma di tahun 1877.

Shakespeare in Love

Akademisi yang mendalami sejarah Renaisans dan kehidupan Shakespeare menemukan sangat banyak kesalahan dalam film ini. Cara bicara para pemeran sampai pakaian dan properti yang dikenakan sama sekali tidak akurat, termasuk sejumlah adegan romansa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement