REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Indonesia terus melakukan persiapan untuk pengoperasian kapal Roll On-Roll Off (RoRo) rute Dumai (Indonesia)-Malaka (Malaysia). Komitmen itu untuk mewujudkan konektivitas antarnegara, khususnya di Asia Tenggara.
Sebagai bentuk nyata dalam memperkuat komitmen tersebut, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menyelenggarakan pertemuan "The 1st Sub-Committee of Ro-Ro Dumai-Malaka Task Force Meeting", hari ini, Kamis (14/11) di Dumai.
Pada pertemuan yang dihadiri oleh stakeholders di bidang pelayaran kedua negara, yakni Indonesia dan Malaysia , masing-masing diwakili oleh instansi pemerintah yang menangani transportasi laut, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, Kepolisian, Pemerintah Daerah, Otoritas Pelabuhan dan para Operator Kapal dari kedua negara dimaksud.
Adapun delegasi dari Indonesia dipimpin oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Wisnu Handoko. Sedangkan delegasi Malaysia dipimpin Timbalan Setiausaha Bahagian Maritim, Siva Sangar Krishnan.
Menurut Wisnu, kedua negara yakni Indonesia dan Malaysia sangat menyadari pentingnya konektivitas yang terintegrasi secara baik dan memandang perlunya kerja sama secara sinergi dalam membangun. Tidak hanya dalam masyarakat ASEAN atau kerangka kerja BIMP EAGA dan IMT GT, tetapi juga kerja sama bilateral kedua negara sebagai bagian dari dunia global.
Pertemuan "The 1st Sub-Committee of Ro-Ro Dumai - Malaka Task Force Meeting" ini, kata Wisnu, merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada 4 April 2019 di Putrajaya, Malaysia. Dimana pada pertemuan tersebut Indonesia dan Malaysia telah sepakat untuk membentuk Sub Komite untuk membahas operasi transportasi laut dalam mendukung implementasi pengoperasian kapal Ferry Ro-Ro Dumai-Malaka serta menunjuk Divisi Maritim MOT, Malaysia sebagai Sekretariat Sub Komite dan untuk menyusun TOR serta memantau kemajuan pertemuan Sub Komite tersebut.
Menurutnya, dalam pertemuan kali ini pembahasan akan difokuskan pada masalah pengaturan dari sisi darat seperti masalah regulasi, spesifikasi dan jenis kendaraan, standar pengemudi, prosedur operasi, perizinan, pergerakan area kendaraan pribadi dan komersial serta penanganan pelayanan penumpang.
"Rencananya kapal Ro-Ro Dumai–Malaka ini akan dilayani dari Pelabuhan Sri Junjungan Dumai menuju Pelabuhan Tanjung Bruas, Malaka (PP). Dan masing-masing pihak akan segera menyiapkan SOP masing-masing," kata Wisnu dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id.
Dari sisi infrastruktur Pelabuhan Sri Junjungan saat ini sudah siap untuk melaksanakan pelayanan Kapal Ro-Ro Dumai - Malaka dan ke depan hanya perlu penambahan infrastruktur pendukung lainnya seperti perpanjangan dermaga dan penambahan mooring buoy.
Ketua Delegasi Malaysia, Siva Sangar Krishnan mengatakan, saat ini kesiapan Pelabuhan Tanjung Bruas Malaka untuk pelaksanaan pelayaran Kapal Ro-Ro Malaka-Dumai sudah mencapai sekitar 75 persen dan akan menambah infrastrukutr pendukung lainnya.
Sementara itu, Wali Kota Dumai H Zulkifli AS juga menyatakan kesiapan Pemerintah Daerah Kota Dumai untuk memberikan dukungan penuh terhadap implementasi Ro-Ro Dumai-Malaka.
“Sebagai kota pelabuhan, potensi Dumai sangat banyak untuk dibawa ke Malaka, termasuk potensi pariwisata yang dapat dinikmati oleh kedua negara seperti perjalanan wisata masyarakat Dumai dan Malaka dengan menggunakan kendaraan pribadi dan sebagainya,” kata Zulkifli.
Pada kesempatan tersebut Wisnu juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung finalisasi implementasi rute Dumai - Malaka. Indonesia mengusulkan agar kita tidak hanya belajar dari Bitung/General Santos, tetapi juga ke negara-negara IMT GT di mana Malaysia dan Thailand mampu melaksanakan transportasi jalan secara memadai untuk menyediakan konektivitas di negara-negara ASEAN.
"Saya berharap bahwa pelayaran kapal Ro Ro rute Dumai-Malaka akan berfungsi sebagai platform untuk konektivitas yang lebih baik di kawasan ASEAN terutama untuk menghubungkan Indonesia dan Malaysia ke seluruh Asia dan ini sejalan dengan visi Pemerintahan Presiden Joko Widodo," katanya.
Tidak hanya itu, sambung dia, rute Dumai-Malaka juga akan meningkatkan perdagangan dan ekonomi kedua negara dan juga kontak orang-ke orang.
Menurut Wisnu, hasil pembahasan the 1st sub-committee of Ro-Ro Dumai - Malaka Task Force Meeting ini sebagai bahan penyusunan naskah kesepakatan kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dan Malaysia tentang Pelayaran Kapal Ro-Ro Dumai – Malaka.
“Kami berharap MoU kedua belah pihak ini sudah dapat direlisasikan pada akhir tahun 2019. Sehingga operasional Ro-Ro Dumai – Malaka sudah dapat diimplementasikan di tahun 2020,” ujarnya.
Sebagai informasi, rencana pelayanan RoRo Dumai-Malaka ini merupakan salah satu proyek yang diusulkan dalam Maritime Transport Working Group (MTWG) dan salah satu proyek prioritas dalam The Master Plan on ASEAN Connectivity dan Brunei Action Plan. Pelayanan RoRo Dumai-Malaka juga merupakan Pilot Project untuk ASEAN Single Shipping Market (ASSM).