Kamis 14 Nov 2019 14:25 WIB

Dishub Jabar: Rekayasa Lalin Sukajadi Efektif Bikin Lancar

Jalan Sukajadi menuju Jalan Setiabudi dibuat satu arah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Reiny Dwinanda
Rekayasa lalu lintas di Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (13/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Rekayasa lalu lintas di Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengalihan sejumlah ruas jalan di sekitaran Jalan Sukajadi oleh Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat menjadi polemik. Rekayasa lalu lintas itu menuai penolakan dari sebagaian masyarakat.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Jabar Hery Antasari, secara umum rekayasa jalur itu membuat situasi lalu lintas lebih baik dari sebelumnya. Bahkan, pemberlakuan jalur satu arah dari Jalan Sukajadi menuju Jalan Setiabudi bisa mengurangi tekanan terhadap ruas jalan yang dimensinya tak bisa diubah.

Baca Juga

"Perbandingan dengan kondisi sebelumnya saya pikir jauh lebih baik untuk kepentingan Bandung secara keseluruhan, bukan kepentingan individu warga Sukajadi yang merasa lebih berat kondisi lalu lintasnya," ujar Hery kepada wartawan, kamis (14/11).

Hery mengatakan, semua solusi jangka pendek untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung tak akan luput dari pro dan kontra. Sebab, pesatnya pertumbuhan kendaraan tak seimbang dengan kondisi jalan di Bandung yang relatif kecil dan pendek.

"Ketika kendaraan dengan jumlah sekian melintasi jalur lebih pendek akan terjadi titik-titik konflik. Jadi kemacetannya lebih parah," kata Hery.

Di lain sisi, Hery mengatakan, ketika diberlakukan satu arah, orang yang hendak berputar arah memang harus menempuh perjalanan yang lebih jauh. Akan tetapi, kebijakan itu diberlakukan untuk kelancaran arus lalu lintas kota Bandung secara keseluruhan.

"Tapi dari kita, dari kajian awal melihat kondisinya lebih baik dari sebelumnya," katanya.

Saat ditanya soal adanya rencana Pemkot Bandung untuk membongkar taman agar bisa memperlancar arus lalu lintas di Jalan Sukajadi, Hery enggan berkomentar lebih banyak.

"Saya nggak bisa komentari. Tapi apapun yang bisa membantu kelancaran lalu lintas di Bandung Raya tentu kita siap berkoordinasi sama-sama mencermati," katanya.

Hery mengatakan, persoalan kemacetan di Bandung Raya hanya bisa diselesaikan dengan hadirnya moda transportasi massal dan modern. Masalahnya, butuh waktu panjang untuk merealisasikan hal tersebut.

Oleh karena itu, Hery pun berharap masyarakat bisa memaklumi tiap upaya pemerintah dalam menjaga kelancaran arus lalu lintas. Apalagi, situasi serupa juga terjadi di kota besar lainnya, seperti Cirebon dan Bogor.

"Kemacetan di Bandung ini kita dihadapkan pada fakta apapun solusinya pasti akan ada pro kontra, pasti ada yang dirugikan," katanya.

Menurut Hery, Pemprov Jabar tak bisa memberikan solusi yang memuaskan semua pihak. Ia mengatakan, apapun solusi kemacetan di Kota Bandung di luar menghadirkan transportasi massal baru, pasti ada plus minusnya.

"Wajar kalau warga jadi protes. Saya juga memahami apa yang dirasakan oleh Dishub atau pemerintah daerah di Jabar, terutama Kota Bandung yang jalannya sempit, pendek, jumlah kendaraan terus bertambah, dan pemerintah tak bisa membatasi penambahan kendaraan," paparnya.

Pemkot Bandung memberlakukan rekayasa jalur lalu lintas yang di kawasan Jalan Sukajadi dan sekitarnya sejak Juli 2019 lalu. Pengalihan jalan itu membuat arus lalu lintas dari Jalan Sukajadi menuju Jalan Setiabudi menjadi satu arah. Hal serupa juga diberlakukan dari Jalan Setiabudi menuju Jalan Cipaganti.

Hingga saat ini, kebijakan tersebut masih menuai pro dan kontra. Jalan Sukajadi merupakan jalur vital khususnya bagi wisatawan yang ingin bertamasya ke wilayah Bandung Utara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement