REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nadya Hutagalung memilih menggunakan media sosial sebagai cara mengampanyekan gerakan peduli lingkungan. Beberapa tahun terakhir Nadya memang lebih dikenal sebagai pegiat isu lingkungan hidup.
Sebelum giat mengadvokasi isu lingkungan, Nadya mengaku sudah menolak tawaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan prinsipnya. Yaitu, menyuarakan kebaikan terutama tentang lingkungan.
“Di tahun ini, untuk pertama kalinya, saya sempat merasa ingin mengakhiri pekerjaan ini. Tapi tahukah siapa yang mendukung saya untuk terus menyuarakan kebaikan? Jawabannya adalah pengikut saya di Instagram,” ungkap ibu dari tiga anak itu.
Nadya mengatakan, pengikut-pengikutnya di media sosial sangat berpengaruh dan merasa telah dipengaruhi oleh unggahan yang sudah dibuatnya. Karena itu Nadya merasa punya tanggung jawab besar atas semua hal yang ia sebarkan melalui media sosialnya.
“Saya mulai saja dari yang saya sukai, yaitu memberikan penyuluhan tentang penggunaan plastik, peduli lingkungan, seperti peduli dengan air bersih dan udara bersih yang kita butuhkan,” kata Nadya.
Bagi Nadya, menyebarkan hal baik dari media sosial akan berdampak bagi banyak orang. Khususnya pengaruh itu berasal dari seorang wanita. Menurutnya, wanita bisa menjadi sumber pengaruh utama yang bisa berdampak mulai dari anak dan keluarganya.
“Karena ini bukan tentang masa depan saja, melainkan juga tentang masa yang terjadi saat ini,” kata Nadya. Mantan VJ MTV ini juga membatasi media sosialnya untuk mengunggah unggahan negatif seperti ujaran kebencian, sensasi, maupun berfoto dengan busana terbuka.
Menurut Nadya, mengunggah sesuatu yang negatif hanya akan berpengaruh terhadap demografis tertentu. “Tidak hanya itu, saya juga membatasi unggahan foto urusan pribadi seperti keluarga,” ungkap Nadya.
Menurut wanita kelahiran 1974 ini, ketika ia mengunggah sesuatu tentang anaknya misalnya, belum tentu anaknya menyukai keputusannya tersebut. Jadi, Nadya lebih memilih untuk menjaga privasi anaknya dan melindunginya dari bahaya yang bisa saja terjadi dari media sosial.
“Daripada berbohong di media sosial, pura-pura bahagia tapi pada kenyataannya tidak demikian, lebih baik saya menjaga untuk tidak dipublikasikan. Maka dari itu saya gunakan media sosial saya untuk hal-hal yang penting saja,” kata Nadya.
Ia berharap masyarakat juga bisa menggunakan media sosial dengan baik. Terutama bagi para pengikutnya di media sosial harus bisa mendapatkan sesuatu yang positif dari akun yang Nadya miliki.
“Saya tidak memaksa, hanya saja mengajak mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan.”