REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakapolda Sumut Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto, mengungkapkan, pelaku bom bunuh diri RMN (24) terpapar paham radikalisme dan perilakunya berubah sejak enam bulan terakhir. Hal itu diketahui berdasarkan keterangan yang diperoleh polisi dari mertua pelaku.
"Kemarin keterangan dari mertua pelaku bahwasanya pelaku ini sebelumnya tidak nampak, dia menganut paham radikal. Hanya dalam waktu enam bulan saja pelaku langsung berubah," katanya saat dijumpai di Mako Brimob Polda Sumut, Kamis (14/11).
Untuk itu Mardiaz mengimbau kepada masyarakat Sumatra Utara untuk lebih waspada terhadap kelompok-kelompok yang berdalihkan agama. Bila ada orang luar tak dikenal masuk ke dalam lingkungan dan tampak mencurigakan bisa dilaporkan ke pihak berwajib, baik itu Polsek atau koramil.
Diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi di Markas Komando Polres Kota Besar (Polrestabes) Medan di Jalan HM Said Medan, Rabu pagi sekitar pukul 08.45 WIB. Bom bunuh diri itu dilakukan seseorang berinisial RMN (24). Terduga pelaku meledakkan diri di sekitar kantin Polrestabes Medan. Akibatnya, enam orang terluka.
Pasca-ledakan, petugas mengamankan istri dan mertua dari terduga pelaku yang saat ini masih dalam proses pemeriksaan di Mako Brimob.Petugas juga menyita sejumlah barang dari rumah terduga pelaku di Kecamatan Medan Marelan, yakni dua unit keranjang berwarna hijau yang berisi anak panah, satu buah koper berukuran sedang, satu buah tiang, dan sejumlah berkas.