Kamis 14 Nov 2019 20:45 WIB

Pemprov Jabar Siapkan Program Berantas Buta Aksara Alquran

Program berantas buta huruf Alquran melibatkan masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi  Anak membaca Alquran
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Ilustrasi Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Hari Aksara Internasional atau International Literacy Day menjadi momentum untuk mengingatkan masyarakat soal pentingnya membaca. Serta, mendorong sejumlah pihak untuk memberantas buta huruf.  

“Hari aksara mengingatkan kembali masyarakat agar melek huruf dan gemar membaca, membaca, dan membaca,” ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Kamis (14/11).   

Baca Juga

Selain itu, menurut Uu, Pemprov Jabar pun sedang memberantas buta huruf Alquran dengan menggagas sejumlah program. Di antaranya, Magrib Mengaji dan Satu Desa Satu Hafiz (Sadesa).

Program itu juga diluncurkan untuk meningkatkan pengetahuan agama, khususnya generasi muda. "Termasuk pemberantasan buta huruf Alquran dengan Maghrib Mengaji, dan Sadesa, bekerja sama kiai, para ulama, dan ormas Islam," katanya. 

Uu mengatakan, pendidikan agama tak boleh ketinggalan. Karena, itu bagian dari pendidikan karakter  "Jawa Barat di bawah 1 persen (angka buta huruf), tapi Jawa Barat penduduknya banyak hampir 50 juta jiwa, semoga angka ini terus menurun," katanya. 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar pun, kata Uu, terus berupaya meningkatkan minat membaca masyarakat. Salah satunya dengan menghadirkan Kolecer (Kota Literasi Cerdas) dan Candil (Maca Dina Digital Library)  

Kolecer sendiri, kata dia, sudah disebarkan ke-27 Kabupaten/Kota. Melalui inovasi, Kolecer bisa ditempatkan di mana saja. Kalau di desa, Kolecer bisa ditempatkan di Balai Desa. Sedangkan, di perkotaan, Kolecer bisa hadir di trotoar atau taman. 

Sedangkan Candil, kata dia, merupakan e-Library yang menyediakan lebih dari 500 judul e-Book. Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya. "Inilah inovasi memperkuat budaya literasi di Jawa Barat," kata Uu.

Uu menyatakan, salah satu cara menghindari berita bohong atau hoaks dengan meningkatkan literasi. "Dengan membaca kita dapat ilmu, pengetahuan. Seseorang bisa sukses dengan banyak membaca, membaca itu penting," katanya. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement