REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kesultanan Oman menggelar pameran bertajuk Pesan Islam dari Oman, di Perpusatakaan Nasional RI, Jakarta, Kamis (14/10). Pameran yang berlangsung mulai 14-18 November ini disambut meriah pengunjung perpustakaan.
Salah satu pengunjung pameran, Rosyid (25 tahun), mengaku cukup berminat dengan pameran yang digelar tersebut. Alasannya selain dapat mengetahui lebih jauh mengenai pesan toleransi dan damai yang hendak disampaikan dari Oman, dirinya juga terpukau dengan digelarnya pelatihan kaligrafi.
"Nama saya ditulisi kaligrafi oleh senimannya, bagus,” kata Rosyid saat ditemui Republika.co.id, di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Rabu (14/11).
Sebelum pelatihan singkat kaligrafi dimulai, pameran tersebut dengan pembukaan resmi yang disampaikan sejumlah perwakilan dan tokoh antara Indonesia dengan Oman. Duta Besar Kesultanan Oman, Nazar bin Al Julanda bin Majid Al Said mengatakan, pameran dari Kesultanan Oman telah diselenggarakan di 38 negara sejak 2010 silam.
Hanya saja pameran yang digelar itu untuk pertama kalinya digelar di Indonesia pada tahun ini. Dipilihnya Indonesia sebagai lokasi pameran karena dinilai memiliki kesamaan dengan Oman. Menurutnya, Indonesia dan Oman merupakan negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang sama-sama dikenal sebagai negara toleran.
“Indonesia terkenal toleran, ada Pancasila. Di negara kami, pesan damai juga sudah tertuang kuat sepanjang sejarah bangsa kami,” kata Nazar.
Dia menambahkan bahwa hadirnya pameran tersebut juga diharapkan mampu mempererat hubungan bilateral Indonesia-Oman yang sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, dia menjabarkan, terdapat konektivitas relasi antara masyarakat Oman-Indonesia terdahulu.
Nazar mencontohkan, rubuan tahun lalu warga Muslim Nusantara yang hendak menunaikan haji maka akan melintasi wilayah laut Oman. Kesamaan lainnya adalah tentang sejarah nenek-moyang Indonesia dan Oman yang sama-sama pelaut.
Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Timur Tengah, Alwi Shihab, menyampaikan pesan toleransi yang dibawa Oman. Indonesia, kata dia, harus termotivasi menyebarkan serta mempromosikan pesan toleransi layaknya Oman.
Dia memberkan bahwa sikap toleransi masyarakat Oman dicontohkan dengan berdirinya sejumlah bangunan rumah ibadah selain masjid. Hal itu menandakan bahwa di tengah populasi umat Muslimnya yang besar, toleransi tetap dijunjung.
Duta Besar Kesultanan Oman untuk Republika Indonesia Al Sayyid Nazar bin Al Julanda bin Majid AL SAID bersama Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Timur Tengah Alwi Shihab dan para tamu mendengarkan penjelasan Pameran Toleransi,Pesan Islam dari Oman di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (14/11).
Toleransi harus dimaknai dengan menerima dan menghormati perbedaan yang ada. Tak hanya itu, kaum yang toleran adalah mereka yang dapat mencari titik temu antara dua hal yang berbeda. Dengan adanya toleransi, niscaya manusia mengerti makna persamaan dan perbedaan yang diciptakan Allah SWT.
Political, Economic, and Media Advisor Kedutaan Oman di Indonesia, Ayman Saeid, mengatakan, pesan toleransi yang disuarakan dalam pameran ini sangat relevan dengan kondisi zaman yang ada. Di tengah sinisme dan munculnya gerakan radikalisme global, umat Islam diharapkan mampu menampilkan sisi-sisi ke-Islaman dengan muatan cinta kasih dan damai.
“Dari pameran ini kita ingin menunjukkan bahwa Oman sebagai negara Islam sangat menjunjung tinggi toleransi. Toleransi itu sudah mendarah daging buat kami,” kata Ayman.