REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo mengatakan masyarakat di Maluku Utara saat ini sudah kembali beraktivitas normal pascaterjadinya gempa bumi. Gempa bumi terjadi di Maluku Utara pada Kamis malam (14/11).
“Kami mendapatkan informasi dari BPBD Halmahera Barat bahwa sebagian warga sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan beraktivitas normal,” kata Agus dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (15/11).
Agus juga menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada laporan mengenai dampak kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada pukul 23.17 WIB. Kendati demikian, lanjut Agus, BPBD setempat terus melakukan pemantauan dan penelusuran lapangan terkait perkembangan situasi.
Agus melanjutkan , berdasarkan penuturan Ketua Pelaksana BPBD Halmahera Barat Imron Loloroi, bahwa sempat terjadi gempa susulan. Karenanya masih banyak masyarakat yang memilih menetap di dataran tinggi.
“Situasi di Kota Bitung dalam kondisi normal namun masyarakat banyak yang bertahan di tempat tinggi karena ada gempa susulan itu, tapi untuk kerusakan dan korban jiwa tidak ada,” kata Agus.
Adapun pantauan di Kota Ternate sambungnya, aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Warga yang semalam menjauh dari pantai, pagi ini mulai berangsur kembali ke rumah.
“Pihak kelurahan setempat masih berkeliling dan melakukan pendataan terkait kerusakan akibat gempa bumi,” ujar Agus.
BPBD Kota Ternate juga menginformasikan bahwa data Pusdalops BNPB mencatat dua orang mengalami luka-luka atas nama Delvi Peo dan Mesin Bunga. Keduanya berasal dari Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate.
Sedangkan dampak kerusakan, gempa memicu kerusakan di Kota Ternate seperti rumah dan rumah ibadah rusak ringan. Di antaranya, enam rumah rusak ringan, di Kelurahan Mayau, Lekewi dan Bido. Sedangkan di Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, dua unit gereja rusak ringan.
Sebelumnya BMKG melaporkan gempa bumi dengan kekuatan M 7.1 pada tanggal 14 November 2019, pukul 23.17.43 WIB pada lokasi 1,67 LS 126.39 BT di kedalaman 173 Km.