Jumat 15 Nov 2019 17:03 WIB

BPS: Ekspor Sulit Diharapkan untuk Dongkrak Ekonomi RI

Kinerja ekspor pada Oktober 2019 merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan, kinerja ekspor sulit diharap untuk bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga penghujung tahun. Pemerintah harus berupaya keras mengoptimalisasi pasar domestik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Hingga Oktober 2019, nilai ekspor tercatat mencapai 14,93 miliar dolar AS, naik 5,92 persen dibanding September 2019. Namun, turun hingga 6,13 persen dibanding Oktober 2018. Kurun waktu tiga tahun terakhir, kinerja ekspor pada Oktober tahun ini merupakan yang terendah.

Baca Juga

"Melihat situasi perekonomian global, kalau kita mau memacu ekspor nampaknya berat. Jadi, kita harus berupaya memanfaatkan potensi domestik," kata Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/11).

Menurut dia, pemerintah sudah memiliki arah kebijakan yang jelas dalam mendongkrak ekspor di tengah pelemahan ekonomi. Salah satunya dengan mempercepat perjanjian dagang bilateral dengan beberapa negara dan diversifikasi ekspor ke pasar non tradisional. Tapi, harus diakui cara-cara itu tidak bisa memberikan dampak dalam waktu yang cepat.

Oleh sebab itu, pemerintah wajib menjaga daya beli masyarakat agar ekonomi domestik yang digerakkan oleh masyarakat dalam negeri bisa terus tumbuh positif. Sebab, jika tidak bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi akan terus melemah. Hingga kuartal III 2019, BPS sudah mencatat pertumbuhan ekonomi hanya 5,02 persen atau yang terendah dalam dua tahun terakhir.

"Kita harus ekstra hati-hati karena sangat mudah tergelincir hingga ke bawah 5 persen. Banyak hal yang harus diperbaiki," kata dia.

Suhariyanto mengatakan, pemerintah juga dapat mengoptimalkan belanja pemerintah. Sebab, melihat tren dari tahun ke tahun, belanja kementerian lembaga akan naik signifikan pada kuatal IV setiap tahunnya.

Hal itu sangat membantu perekonomian Indonesia untuk tumbuh naik lebih tinggi dibanding tiga kuartal sebelumnya. Pada akhir tahun nanti, juga bakal terdapat libur hari raya dan tahun baru. Momen tersebut mesti dimanfaatkan oleh semua pihak untuk meningkatkan konsumsi masyarakat dalam negeri.

"Paling itu yang bisa dilakukan di sisa dua bulan terakhir. Karena kalau ekspor dan investasi memang sudah agak berat," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement