REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Penjaga pantai Bangladesh menyelamatkan 122 pengungsi Muslim Rohingya dari Teluk Bengal, Kamis (14/11) waktu setempat. Kapal yang mereka tumpangi untuk melarikan diri secara ilegal ke Malaysia dilaporkan tenggelam karena masalah teknis.
"Tim patroli kami bergegas ke sana setelah diinformasikan oleh para nelayan di laut bahwa sebuah kapal tenggelam karena kegagalan mesin," ujar Komandan Letnan Saiful Islam kepada Reuters, Jumat (15/11).
Penjaga pantai menyelamatkan 58 perempuan, 47 pria, dan 17 anak-anak dari perahu yang mengapung. Sejauh tahun ini, polisi dan penjaga pantai Bangladesh telah mencegah lebih dari 500 pengungsi Rohingya yang diperdagangkan ke Malaysia.
Para pengungsi mempertaruhkan perjalanan berbahaya guna mencari kehidupan yang lebih baik daripada tinggal di kamp yang penuh sesak di Bangladesh. Lebih dari 730 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh karena tindakan keras oleh militer Myanmar pada 2017. Mayoritas umat Buddha, Myanmar, telah membantah tuduhan bahwa militer melancarkan kampanye melawan Rohingya dengan niat genosida.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengatakan bahwa pihaknya menyetujui permintaan penuntutan untuk menyelidiki kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan selama kampanye militer Myanmar. Menurut badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, gerakan maritim Rohingya dari Bangladesh dan Myanmar telah dimulai kembali setelah dua tahun absen pada 2016 dan 2017.
Dalam kebanyakan kasus, pengungsi Muslim Rohingya pergi ke Malaysia dan Thailand dengan kapal reyot yang diatur oleh para pedagang manusia. Lebih dari 100 ribu pengungsi Rohingya telah menetap di Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim.