REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan para tersangka ISIS yang dideportasi oleh Turki ke Jerman akan menjalani pemeriksaan keamanan. Dia mengatakan lembaga keamanan Jerman dan Pusat Penanggulangan Terorisme Gabungan (GTAZ) sedang melakukan pemeriksaan keamanan terhadap mereka.
"Kami ingin memastikan bahwa orang-orang ini tidak menimbulkan ancaman," katanya, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang akan menggunakan mekanisme reguler dan mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan, dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (16/11).
Ankara pada Kamis lalu mendeportasi tujuh warga negara Jerman yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS. Harian Bild melaporkan bahwa seorang tersangka, pria berusia 55 tahun asal Irak, ditahan dengan tuduhan penipuan, penghinaan dan ancaman. Tersangka lainnya adalah anggota keluarganya.
Media lokal melaporkan bahwa Turki akan mendeportasi dua tersangka ISIS ke Jerman pada Jumat. Sejak awal perang saudara Suriah pada 2011, lebih dari 1.050 pejuang asing melakukan perjalanan dari Jerman ke daerah konflik di Suriah dan Irak, menurut badan keamanan Jerman.
Masalah penanganan anggota ISIS dan keluarga mereka yang ditahan di Suriah -- termasuk anggota asing kelompok teror -- telah menjadi kontroversial, dengan Turki berargumen bahwa teroris kelahiran asing harus dipulangkan ke negara asal mereka. Ankara mengatakan beberapa negara Eropa menolak upayanya untuk mengirim anggota ISIS kembali ke negara mereka. Turki sejauh ini telah mendeportasi 7.500 anggota ISIS, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pekan lalu, menambahkan saat ini ada 1.149 teroris ISIS di penjara Turki.