REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepolisian Metropolitan London mengatakan mereka menyelidiki klaim yang diungkapkan Partai Brexit. Salah satu kandidat partai itu mengaku ditawari pekerjaan atau gelar kebangsawanan jika setuju tidak maju melawan kandidat Partai Konservatif dalam pemilihan umum bulan depan.
"(Kami) sedang menyelidiki dua tuduhan penyuapan dan malpraktik pemilihan umum," kata kepolisian London, Sabtu (16/11).
Kepada BBC, kandidat dari Partai Brexit Ann Widdecombe mengatakan ia ditawari pekerjaan dalam negosiasi Brexit tahap berikutnya. Syaratnya, ia mundur dalam pemilihan umum yang akan digelar pada 12 Desember mendatang.
Ketua Partai Brexit Nigel Farage menuduh orang-orang yang bekerja untuk Perdana Menteri Boris Johnson memberitahu anggota senior partainya agar kedua belah pihak dapat menjadi rekan. Mereka dapat menjadi rekan bila anggota senior Partai Brexit itu dapat membujuk Farage menarik lebih banyak kandidat dalam pemilihan umum.
Partai Konservatif ingin Partai Brexit berada dipihak mereka agar tidak memecah suara partai-partai yang pro-Brexit. Lord Falconer dari Partai Buruh mendesak kepolisian London dan kejaksaan meluncurkan penyelidikan. Ia mengatakan klaim tersebut menimbulkan pertanyaan serius tentang integritas pemilihan umum bulan depan.
Sementara itu Johnson mengatakan klaim tersebut tidak masuk akal. Ia yakin tidak ada yang memberikan tawaran semacam itu.
"Saya yakin ada pembicaraan yang dilakukan antara para politisi dari semua partai tapi tidak ada yang menawarakan gelar kebangsawanan," kata Johnson, Jumat (15/11) seperti dilansir dari BBC.