REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko menggelar Green Sukuk Investor Day di CGV Grand Indonesia, Sabtu (16/11). Acara ini bertujuan menggaet lebih banyak milenial untuk berinvestasi di instrumen Surat Berharga Negara (BSN) Syariah khusus pembiayaan proyek ramah lingkungan atau green sukuk ST006.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luki Alfirman mengatakan, sejak dilaunching pada 1 November, kini realisasi penjualan Sukuk Tabungan ST006 telah mencapai sekitar Rp 900 miliar dari target Rp 1-2 triliun. Kemenkeu akan menutup masa penawaran sukuk tabungan itu pada 21 November 2019.
"Targetnya kita sampai Rp 1 hingga 2 triliun. Karena selain ini berbasis syariah, ini juga kan akhir tahun di mana biasanya investasi juga sedang turun," kata Luki saat diwawancarai usai Green Sukuk Investor Day di Jakarta Pusat, Sabtu (16/11).
Meski perkembangan investasi sedikit melambat, dia optimistis penjualan sukuk tabungan ST006 bisa sesuai target. "Memang ga linier (perkembangannya), dan biasanya nanti di akhir-akhir deadline itu suka ada peningkatan signifikan," kata Luki.
Setelah dipasarkan melalui daring, menurut Luki, terjadi pergeseran investor SBSN ritel menjadi didominasi milenial. Karenanya dia berharap acara kali ini bisa semakin menumbuhkan kesadaran masyarakat sekaligus menyosialisasikan program ini.
Green sukuk ritel ini akan digunakan untuk membiayai proyek pemerintah yang sesuai dengan green framework. Proyek di kementerian dan lembaga yang sesuai dengan green framework antara lain transportasi berkelanjutan, energi terbarukan, manajemen SDA berkelanjutan, pengelolaan limbah dan energi, efisiensi energi dan ketahanan terhadap climate change.