REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Sekitar seperempat juta warga Ceska membanjiri Praha tengah untuk menandai 30 tahun Revolusi Velvet menggulingkan komunisme di negara yang dulu bernama Cekoslowakia, Sabtu (16/11). Para pemrotes pun menuntut agar miliarder Perdana Menteri Andrej Babis berhenti karena diduga korupsi.
Beberapa demonstran melambaikan bendera atau spanduk yang menyerukan agar Babis mundur dan meneriakkan "Malu!" dan "Mengundurkan diri!". Kantor berita CTK mengutip Menteri Dalam Negeri Jan Hamacek mengatakan, sekitar 250 ribu orang melakukan aksi unjuk rasa di Letna Park yang menyamai protes serupa pada Juni.
Orang-orang yang tinggal di sebuah rumah yang menghadap demonstrasi menggelar spanduk bertuliskan "Kebenaran dan cinta harus menang atas kebohongan dan kebencian". Kutipan itu merupakan moto mantan presiden Ceska Vaclav Havel yang juga penulis naskah antikomunis.
Mahasiswa berusia 20 tahun dari desa selatan Malenice Kristyna Kovarova mengatakan ia datang untuk memperjuangkan demokrasi. "Saya pikir demokrasi berada dalam bahaya karena ada banyak orang yang mencoba membelokkannya dan menetapkan aturan mereka sendiri, tetapi itu tidak benar," katanya, dikutip dari France24.
"Saya benar-benar tidak suka kebohongan perdana menteri kami," kata pemrotes Josef Plandor, yang melakukan perjalanan dari desa timur Zasova.
Pemrotes lain mengatakan, konflik kepentingannya yang besar, kebohongan dan penipuan terlalu banyak dilakukan. Sosok PM saat ini, menurutnya, bukan pribadi yang jujur dan akan sulit untuk diminta mundur dari jabatannya.
Gerakan Sejuta Momen untuk Demokrasi, yang mengorganisir protes, meminta Babis menyelesaikan konflik kepentingannya atau mundur. Politikus kelahiran Slovakia berusia 65 tahun itu dituntut tahun lalu sehubungan dengan penipuan subsidi Uni Eropa dua juta euro, tetapi pada September seorang jaksa Praha membersihkannya.
Mantan komunis yang populis ini menghadapi serangkaian tuduhan korupsi. Dia dalam penyelidikan konflik kepentingan oleh Komisi Eropa yang berpusat pada Agrofert, kepemilikan media, dan bahan kimia.
Babis membantah melakukan kesalahan dan partainya ANO masih menduduki peringkat teratas dalam jajak pendapat. Partainya itu mendapatkan dukungan sekitar 30 persen meskipun tengah terjadi kontroversi. Dia juga ditandai sebagai agen dalam file-file polisi rahasia dari tahun 1980-an, yang dengan keras dibantahnya.