Ahad 17 Nov 2019 19:47 WIB

Ingin Maju Jadi Caketum Golkar, Ridwan Merasa Terpanggil

Ridwan prihatin dengan tren suara Golkar yang menurun.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Ridwan Hisjam mengaku prihatin dengan kondisi partai Golkar yang sejak Pemilihan Umum (Pemilu) 2009, 2014, dan 2019 suaranya menurun. Ia pun terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum partai Golkar di periode 2019-2024.

“Jadi, saya terpanggil menjadi calon ketua umum (caketum) di partai Golkar periode 2019-2024 karena saya terus terang prihatin atas kondisi partai golkar yang sejak pemilu 2009, 2014, 2019 suara nya terus menurun,” katanya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (17/11).

Baca Juga

Suara yang terus menurun di partai Golkar ini disebabkan oleh paradigma baru partai golkar yang diputuskan di dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar pada 1999 itu tidak diterapkan secara murni dan konsekuen. Hal ini terjadi setelah pengurusan Akbar Tanjung. Sehingga ada penyimpangan di paradigma tersebut.

Ridwan mencontohkan saat ini Partai Golkar langsung mengambil keputusan tanpa cek dan ricek. Kemudian, suara masyarakat diabaikan. Padahal, partai Golkar adalah partai yang demokratis.