Senin 18 Nov 2019 05:01 WIB

Bahlil: Ekonomi Papua tak Bisa Maju tanpa Investasi

Bahlil mengecek potensi sumber daya alam Papua untuk penetrasi investasi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia berpendapat laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua tidak bisa maju secara masif tanpa investasi. Sejak ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Jokowi untuk membantu dalam Kabinet Indonesia Maju beberapa waktu lalu, Bahlil mengaku baru pertama kali ke luar daerah, yakni ke Papua untuk menggelar rapat koordinasi dengan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) setempat.

"Kalau ditanya tentang apa yang harus dilakukan ketika diberikan amanah menjadi pembantu Presiden di bidang investasi dan BKPM, saya ingin mengatakan hari ini kunjungan pertama pertama kali saya ke luar daerah untuk rakor dengan kepala-kepala dinas se-Provinsi Papua untuk mengecek potensi sumber daya alam kita untuk bisa melakukan penetrasi investasi," katanya saat menghadiri peresmian gedung Graha Insan Cita Papua, sekretariat KAHMI Provinsi Papua di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Sabtu (16/11).

Baca Juga

Dia mengatakan kedatangannya ke Papua juga untuk berkoordinasi dengan Gubernur Lukas Enembe terkait power plan Mamberamo. "Yang berikut, kita juga sudah meminta kemarin kepada Pak Gubernur Papua untuk segera melakukan konsolidasi terkait dengan power plan Mamberamo. Pak Gubernur Papua juga sudah ke Morowali sudah mengecek, sebagai bahan masukan," katanya.

Lalu, adalah bagaimana wilayah sebagian Timika yang Wabu-nya itu sudah diserahkan kepada negara, kemudian untuk cepat ditawarkan kepada investor. "Mungkin dengan BUMD untuk bisa kita meningkatkan nilainya, karena pertumbuhan ekonomi Papua ini tidak bisa maju secara masif tanpa investasi," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement