REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar lirik pada album pertama HIVI merupakan karya dari Febrian Nindyo. Pada album ke dua, keteribatan Febri mulai diimbangi oleh Ilham Aditama dan Ezra Mandira. Kini, pada album ke tiga, giliran Neida Aleida yang mulai berkontribusi dalam menyumbangkan lirik.
“Sebenarnya saya dari dulu memang suka menulis. Tapi biasanya saya menulis artikel,” kata Neida dalam konferensi pers peluncuran album terbaru HIVI di Jakarta, akhir pekan lalu.
Kemampuanya menulis pun kian terasah karena sebelum bergabung dalam HIVI ia sempat bekerja dalam agensi public realations (PR). Kini, setelah sepuluh tahun mengarungi hari-hari bersama HIVI, personel perempuan satu-satunya dalam HIVI ini pun mulai memberanikan diri untuk memperluas kemampuanya dalam menulis dengan membuat lirik lagu.
“Untuk dapat menulis lirik, saya pun mencoba untuk mengulik karya-karya dari sejumlah musisi. Selain itu, saya juga mencari referensi dari puisi. Setelah itu, semuanya mengalir begitu saja,” ujarnya.
Ia pun mengaku, saat proses pembuatan lirik, ia pun mendapat banyak masukan dari personel HIVI lainya dan Tohpati yang pada album ketiga HIVI ini ditunjuk jadi produser album. Dari sembilan lagu dalam album terbaru itu, Neida berkontribusi penuh dalam penulisan lirik lagu yang berjudul “Bahagia”.
Menurutnya, ia menulis lagu itu saat dirinya tengah jatuh cinta dengan seseorang. Selain pada lagu tersebut, ia juga memiliki andil dalam menciptakan lirik “Bumi dan Bulan” serta “Patung Batu”. Ia mengaku, keterlibatanya ini sangat bertepatan dengan momen dimana ia tengah merasakan kegalauan soal cinta.
“Saat itu saya sedang merasakan gonjang-ganjing. Ngerasain jatuh cinta banget sekaligus patah hati banget. Jadi ada banyak cerita yang bisa saya tuangkan dalam album ini,” kata dia.
Soal album terbaru ini, HIVI melakukan persiapan sejak awal 2018. Selain menciptakan lagu baru, album ini juga jadi wadah untuk sejumlah lagu yang telah diciptakan sebelumnya namun belum sempat terakomodoasi dalam album pertama dan kedua.
Ezra mengatakan, sebenarnya seluruh album HIVI ini memiliki benang merah yang berkesimabungan. Pasalnya, setiap judul album selalu berhubungan dengan album lainya.
Ezra menekankan, jika diibaratkan sebuah hubungan percintaan, album “Say Hi! To HiVi!” yang dirilis pada 2012 merupakan sebuah fase perkenalan. “Setelah itu, album “Kereta Kencan” yang hadir pada 2017 merupakan fase saat berkencan dan kemudian berlanjut dengan fase saling bercerita dan menciptakan sebuah cerita cinta lewat album ketiga ini,” ujarnya.