REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Lebih dari 100 santri yang mondok di Ponpes Darul Fikri, Desa Bringin Ponorogo, Jawa Timur mengalami keracunan massal Ahad (17/11) malam. Mereka harus dilarikan ke rumah sakit dan layanan kesehatan terdekat guna mendapat perawatan intensif.
Informasi Kasubbag Humas RSUD dr Hardjono, Ponorogo, Suprapto pada Senin (18/11) pagi, hingga saat ini masih ada sekitar 25 santri yang mendapat perawatan intensif di ruang Mawar dan beberapa ruang rawat inap lain. "Total pasien yang masuk RSUD DR Hardjono semalam ada sekitar 64 santri. Alhamdulillah kondisinya rata-rata sudah membaik, sehingga sebagian besar sudah bisa dipulangkan," kata Suprapto dikonfirmasi melalui telepon.
Hasil pemeriksaan dokter IGD, lanjut dia, keracunan yang dialami 64 santri yang masuk di RSUD dr Hardjono tergolong ringan. Diduga mereka mengalami keracunan setelah mengonsumsi masakan katering dengan lauk ikan tongkol. Indikasi keracunan dialami dengan gejala mual, pusing dan sebagian muntah.
"Karena pasien yang masuk banyak, kami fokus pada penanganan pertama pasien keracunan. Untuk memastikan penyebabnya, pengambilan sampel makanan guna menyelidiki penyebab pasti keracunan itu nanti menjadi kewenangan pihak terkait lainnya, dalam hal ini mungkin Dinkes dan kepolisian," kata Suprapto.
Dari informasi berbagai sumber, santri yang mengalami keracunan total ada sebanyak 121 santri (laki-laki dan perempuan). Mereka yang mengalami keracunan kemudian dilarikan ke empat layanan kesehatan, yaitu RSUD dr Hardjono sebanyak 64 Santri, PKM Ngrandu sebanyak 20 santri, PKM Kauman sebanyak 23 santri, RS Aisyah Ponorogo sebanyak 14 santri.
Sebagian besar korban merupakan siswa-siswi MTs dan MA yang dalam pengelolaan makan sehari-hari menjadi satu di satu dapur di ponpes. Kejadian bermula sekitar pukul 18.30 WIB, bertepatan waktu jam makan malam.
Saat itu, para santriwan dan santriwati melaksanakan makan malam dengan lauk ikan laut jenis tongkol yang dibeli dari pedagang di Kecamatan Sawoo. Setelah makan malam, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Isya berjamaah.
Sejam kemudian, atau sekitar pukul 19.30 WIB ustaz pendamping mendapat laporan dari santri bahwa banyak santri mengalami pusing, mual dan mata merah. Para santri diduga mengalami keracunan, sehingga kemudian ustaz pendamping mengumpulkan para santri yang kesakitan itu untuk dilakukan penanganan awal.
Sekitar pukul 20.00 WIB sejumlah santri yang diduga mengalami keracunan tersebut dibawa ke PKM Ngrandu. Namun karena keterbatasan jumlah petugas yang menangani akhirnya para santri dibawa ke RSUD Harjono, RS Aisyah dan PKM Kauman.