REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Sebanyak 26 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam dua bulan terakhir.
"Mereka (pasien) sebagian ada yang masih menjalani rawat inap dan ada yang sudah diperbolehkan pulang," kata Direktur RSUD Marsidi Judono Belitung, Hendra, Senin (18/11).
Menurut dia, jumlah pasien penderita DBD di daerah itu dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Pasien didominasi oleh anak-anak berusia tiga sampai lima tahun.
Sejauh ini dua korban meninggal dunia akibat demam yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut. "Rata-rata usia mereka masih anak-anak dan mereka datang ke RSUD dalam kondisi yang sudah Dengue Shock Syndrome (DSS) dan kondisi trombositnya sudah menurun," ujarnya.
Ia menjelaskan, DBD merupakan penyakit yang menyebabkan pendarahan pada organ-organ vital di dalam tubuh dan menjalar ke bagian lainnya, sehingga melemahkan imunitas tubuh."Penyakit DBD ini punya pola misalnya panas tinggi kemudian tiba-tiba turun mungkin ada yang menganggap sudah sembuh padahal itu adalah periode syok," ujarnya.
Ia mengajak para orang tua mengenali gejala penyakit demam berdarah sehingga tidak mengalami keterlambatan penanganan dan berakibat fatal. "Rata-rata disebabkan faktor ketidaktahuan karena DBD ini penyakit yang memiliki pola dan biasanya masa kritis terjadi pada hari kelima demam," katanya.