REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laga tim nasional Indonesia melawan Malaysia di lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Asia 2022 zona Asia pada Selasa (19/11) di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, mulai pukul 19.45 WIB, sepintas terlihat berat sebelah. Sebelum pertandingan tersebut, timnas Indonesia babak belur di empat laga Grup G, di mana mereka selalu kalah di empat laga beruntun. Nol poin membuat skuat berjuluk Garuda berada di posisi kelima atau terbawah klasemen grup.
Sementara Malaysia seakan berada di atas angin usai memenangi dua pertandingan berturut-turut sebelum bersua Indonesia, yaitu menundukkan Tajikistan 1-0 dalam laga persahabatan pada Sabtu (9/11) serta Thailand 2-1 di Bukit Jalil pada Kamis (14/11).
Harimau Malaya saat ini berada di peringkat keempat Grup G dengan mengoleksi enam poin hasil dua kemenangan dan dua kekalahan. Pada pertemuan pertama kedua tim di Grup G yang berlangsung di Jakarta pada awal September 2019, Malaysia juga berhasil mengalahkan Indonesia 2-3.
Namun, hasil-hasil itu tidak serta merta membuat Malaysia nyaman menghadapi laga malam nanti. Sebab, tim Garuda yang akan berlaga di Bukit Jalil berbeda dengan yang mereka kandaskan di Jakarta.
Untuk laga di Kuala Lumpur, timnas Indonesia tidak lagi dilatih oleh Simon McMenemy yang posisinya untuk sementara diganti Yeyen Tumena.
Selain itu, tak ada lagi nama-nama seperti Alberto Goncalves, Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly. Skuat timnas Indonesia kali ini diperkuat nama-nama debutan layaknya T. M Ichsan, Ardi Idrus, Hendro Siswanto dan Dedy Gusmawan. Ada pula Greg Nwokolo yang tak dipanggil karena cedera pada laga sebelumnya.
Jangan lupakan darah-darah muda di kubu Indonesia seperti Febri Hariyadi, Septian David Maulana yang siap merepotkan Malaysia jika diturunkan. Demi mempersiapkan pertandingan kontra Malaysia, skuat Garuda bahkan sudah berada di Kuala Lumpur satu minggu sebelum laga.
Di sana, Greg Nwokolo dan kawan-kawan menjalani serangkaian latihan dan sempat berhadapan dengan klub lokal PKNS dalam laga uji coba yang dimenangkan Indonesia 3-0. Fakta-fakta tersebut membuat pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe benar-benar mewaspadai lawannya. Dia tidak ingin Indonesia mempermalukan Malaysia di kandang sendiri.
“Pertandingan besok akan berbeda dari laga sebelumnya. Indonesia membawa beberapa pemain baru dan pelatihnya juga anyar. Mereka sudah tiba di Malaysia satu minggu sebelum pertandingan. Itu membuktikan bahwa mereka serius menatap pertandingan ini,” kata Tan.
Dari sejarah pertemuan, Indonesia masih unggul kemenangan atas Malaysia. Garuda menang 39 kali, Malaysia menang 36 kali. Sebanyak 21 laga lainnya berakhir imbang.
Taktik
Dari jejak Yeyen Tumena tiga tahun terakhir, saat menjabat direktur teknik dan pelatih sementara klub Liga 1 Indonesia Bhayangkara FC, dia tidak pernah ragu dengan pemain muda. Di bawah tanggung jawab Yeyenlah muncul nama-nama seperti Sani Rizki dan T. M. Ichsan yang kerap mengisi daftar pemain panggilan tim nasional kelompok umur.
Dan hal itu sangat mungkin ditularkan pelatih berlisensi AFC Pro itu di timnas Indonesia. Selainberkualitas mumpuni, para pemain muda dapat menjadi solusi rapuhnya stamina skuat Garuda di babak kedua yang kerap menjadi momok.
Febri Hariyadi sangat mungkin diturunkan sejak awal. Pemain berusia 23 tahun itu tampil impresif bersama klubnya Persib Bandung di Liga 1 Indonesia 2019 dalam beberapa bulan terakhir. Total dia melesakkan lima gol dalam tujuh laga terakhirnya di liga.
Febri sendiri dibawa saat bersua Malaysia di Jakarta, tetapi tidak dimainkan oleh pelatih Simon McMenemy.
Pemain lain yang pantas masuk starting line up adalah Greg Nwokolo. Greg memiliki daya ledak yang sangat baik di sisi lebar serangan Indonesia.
Di klubnya Madura United, Greg memang baru membuat tiga gol, tetapi pergerakan dan umpan-umpannya di sepertiga area pertahanan lawan dapat membuat bek-bek Malaysia yang tampaknya dikawal La’Vere Corbin-Ong serta Matthew Davis kewalahan.
Selama menangani Bhayangkara, tim Yeyen kerap tampil menyerang dengan formasi 4-3-3 atau 3-4-3. Itu bisa saja diulanginya kembali di timnas Indonesia.
Yeyen Tumena tidak mau Indonesia kembali ditundukkan Malaysia. Pertandingan itu ingin dimanfaatkannya untuk meraup kemenangan pertama di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022.
“Laga melawan Malaysia menjadi momentum kami untuk meraih kemenangan,” kata pemain timnas Indonesia era 1990-an tersebut.
Sementara Malaysia diprediksi masih mengandalkan pemain naturalisasinya Mohamadou Sumareh yang sudah membuat tiga gol di Grup G.
Sumareh, 28 tahun, fasih mengisi beberapa posisi di lini depan seperti gelandang serang dan penyerang sayap kiri maupun kanan.
Salah satu kemampuannya yang perlu diantisipasi bek-bek Indonesia adalah fasih dalam mencari posisi di dalam kotak penalti. Performanya ini didukung oleh gelandang seperti pemain kelahiran Australia Brendan Gan.
Kerja sama keduanya berbuah gol kemenangan atas Thailand pada Kamis lalu.
Keunggulan lain timnas Malaysia, mereka bermain di rumah sendiri, di bawah dukungan ribuan suporter tuan rumah.
Namun, kalau Malaysia bisa menang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, yang dipenuhi puluhan ribu suporter Indonesia, kenapa Garuda tidak bisa melakukan hal serupa?
Menaklukkan Malaysia akhir-akhir ini memang sulit, tetapi dengan upaya tak kenal lelah kemenangan bukan tidak mungkin.
“Kau harus berjuang untuk mencapai mimpimu,” kata megabintang Barcelona Lionel Messi. “Kamu harus berkorban dan bekerja keras untuk itu”.