Selasa 19 Nov 2019 17:00 WIB

Warga Tasikmalaya Ciptakan Paving Block dari Limbah Plastik

Satu kilogram sampah plastik bisa menghasilkan satu paving block.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Salah satu warga Kota Tasikmalaya, Jajang Sujana, memamerkan paving block hasil inovasinya dari sampah plastik, Selasa (19/11). Ia meraih juara III Gelar TTG ke VIII tingkat Kota Tasikmalaya 2019.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Salah satu warga Kota Tasikmalaya, Jajang Sujana, memamerkan paving block hasil inovasinya dari sampah plastik, Selasa (19/11). Ia meraih juara III Gelar TTG ke VIII tingkat Kota Tasikmalaya 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Berbagai inovasi hadir dalam Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) ke VIII tingkat Kota Tasikmalaya 2019, yang dilaksanakan di Gelanggang Generasi Muda (GGM), kompleks Dadaha, Kota Tasikmalaya, Selasa (19/11). Tak hanya para siswa yang menampilkan karya ciptaannya, melainkan juga mahasiswa dan masyarakat umum lainnya.

Berdasarkan pantauan Republika, terdapat beberapa inovasi teknologi yang menyedot perhatian pengunjung. Salah satu inovasi yang menarik, yakni seorang warga Kecamatan Tamansari, Jajang Sujana, yang menciptakan paving block dari sampah plastik.

Baca Juga

Jajang mengakui, inovasi paving dari sampah plastik bukanlah ide yang baru. Di daerah lain, telah banyak orang memanfaatkan teknologi tersebut. Namun, setelah Jajang mencoba mengaplikasikannya, pembuatannya tak begitu sulit.

"Intinya kita melihat kondisi lingkungan, sampah yang sangat banyak, diperlukan sebuah penanggulangan. Saya berusaha untuk memulai tindakan menanggulangi sampah. Jangan sampai semakin banyak, semakin menggunung," kata Jajang.

Jajang menjelaskan, pembuatan paving block hanya memerlukan sampah plastik yang telag dipilah. Plastik itu lalu dipadatkan dicampur oleh sedikit pasir. Hasilnya, dari sekitar 1 kilogram sampah plastik bisa menghasilkan satu buah paving block berukuran 10x20 sentimeter.

Menurut dia, kualitas paving block dari plastik lebih baik dari yang berbahan dasar semen. Ia menyebut, daya tahan paving block plastik bisa empat hingga lima kali lipat paving block biasa.

"Sebab ini plastik bahan dasarnya. Ini cukup keras dan sulit hancur," kata lelaki yang mulai berinovasi sejak tiga tahun lalu, tapi baru menemukan formula yang tepat sebulan belakangan.

Meski begitu, Jajang masih belum memroduksi paving block hasil inovasinya itu secara massal. Ia terkendala bahan baku yang tak bisa dicari seorang diri.

Secara potensi, kata dia, Kota Tasikmalaya memiliki banyak sampah plastik. Namun, ia tak bisa mengumpulkan dan memilah sampah-sampah plastik itu sendiri.

"Harus ada penghubung antara pembuang sampah dengan kami. Kalau sudah dalam bentuk sampah yang sudah bersih, kita bisa produksi. Tapi kan banyak yang masih campur dan kita kalau harus mencari sampah sendiri sulit," ujar lelaki yang mendapat juara III Gelar TTG ke VIII Kota Tasikmalaya itu.

Ia mengatakan, setelah ini Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya berencana membuat bank sampah untuk memasok kebutuhan sampah plastik demi produksi paving block. Ia berharap, rencana itu dapat segera terealisasi dan inovasinya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement