Selasa 19 Nov 2019 17:35 WIB

Rumah Mewah Dijadikan Pabrik Sabun Ilegal Digerebek Polisi

Polresta Depok menyita beberapa sampel untuk bahan penyelidikan.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Musyawir
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Aparat kepolisian Polresta Depok menggerebek rumah mewah berlantai dua karena dijadikan pabrik sabun dan pewangi ilegal di Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Dalam penggerebekan, itu polisi menemukan sejumlah barang hasil produk yang diduga ilegal. Di antaranya sabun, pencuci dan pelembut pakaian, serta air mineral kemasan.

Kepala Unit Kriminal Khusus Polres Metro Depok AKP Firdaus mengatakan, kasus ini bermula dari laporan warga. Dari hasil pemeriksaan sementara, ada temuan produksi barang diduga ilegal yang menggunakan bahan kimia berbahaya. "Ini efeknya ke masyarakat karena mereka mencium bau yang menyegat. Kami menindaklanjuti dan ditemukan bahan kimia," ujar Firdaus di Mapolresta Depok, Senin (18/11).

Firdaud menambahkan, di rumah tersebut pelaku memproduksi pelembut pakaian, sabun cuci piring, dan lain-lain, termasuk air mineral kemasan. Polisi menyita beberapa sampel untuk bahan penyelidikan. "Kami juga temukan yang bersangkutan menjual air minum mineral, ini masih dilakukan penyelidikan dan uji lab, apakah minuman tersebut berbahaya atau tidak," jelas dia.

Menurut Firdaus, rumah mewah itu berada di pinggir jalan dekat dengan permukiman warga. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Pada bagian samping rumah terdapat sejumlah alat untuk memproduksi barang ilegal, lengkap dengan drum atau tangki berisi cairan kimia.

"Sejumlah warga sekitar mengaku cukup lama resah dengan aktivitas yang terjadi di rumah itu. Selain sering berisik karena aktivitas pekerjaan, juga sering tercium bau menyengat yang diduga dari bahan kimia tertentu. Warga sudah sering memprotes tetapi selalu diabaikan," kata Firdaus.

Menurut Ketua RW 04, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Ahmad, aktivitas sejumlah pekerja di rumah itu diperkirakan telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.

"Yang saya tahu rumah ini disewa. Kami telah mendapat laporan adanya korban atas aktivitas itu, termasuk sejumlah karyawan atau pekerja dan bahkan warga. Beberapa warga kerap sesak napas jika mencium aroma menyengat dari rumah itu," jelas Ahmad.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement