Selasa 19 Nov 2019 17:43 WIB

Sekjen PBSI: Masuk PB Djarum Bukan Tujuan Akhir

Keberhasilan bulu tangkis Indonesia di mata dunia tak hanya tergantung PB dan PBSI.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Israr Itah
Sekjen PBSI, Achmad Budiharto
Foto: Humas PBSI
Sekjen PBSI, Achmad Budiharto

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS --Sekjen PBSI Achmad Budiharto mengungkapkan kalau Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis untuk masuk PB Djarum bukanlah tujuan akhir. Sebab saat ini Indonesia sedang memerlukan atlet-atlet muda untuk masa depan bulu tangkis Indonesia. Paling tidak, ribuan pebulu tangkis belia dari berbagai wilayah di Indonesia berlomba-lomba untuk bisa masuk PB Djarum.

"Masuk PB Djarum bukan tujuan akhir, tapi awal untuk pemain nasional, dan awal jadi pemain kelas dunia untuk membanggakan negara," kata Budiharto, di GOR PB Djarum, Kudus, Selasa (19/11).

Baca Juga

Budiharto mengaku salut dengan banyaknya orang tua yang tak pernah lelah mendukung anak-anak mereka meraih prestasi. Menurut dia, keberhasilan bulu tangkis Indonesia di mata dunia tak hanya tergantung pada PB dan PBSI, tapi peran masyarakat dan media juga sangat penting.

Apalagi, bulu tangkis termasuk salah satu olahraga yang paling sukses di Indonesia. Itu karena ada sistem pembinaan yang komprehensif, mulai dari rekrutmen atlet hingga kepelatihan. Belum lagi, PBSI tidak punya kewenangan untuk membina atlet usia dini. PBSI, lanjut dia, hanya bisa membina atlet usia 17 tahun ke atas di Pelatnas Cipayung.

"Jadi kalau bicara masa kini dan masa depan bulu tangkis Indonesia, harus menciptakan ekosistem bulu tangkis yang komprehensif," ujarnya.

Bahkan, Budiharto berharap pembinaan atlet belia jangan hanya berpusat di Jawa. Ia mengatakan, paling tidak ada delapan sentra bulu tangkis yang bisa dikembangkan. Namun, ia khawatir kalau niat baik PB Djarum ini justru direcoki oleh pihak-pihak tertentu. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement