REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Masyarakat Kabupaten Aceh Tengah yang berprofesi sebagai petani kopi akan melakukan panen raya pada akhir Desember mendatang. Menjelang masa panen, harga kopi arabika Gayo masih bertahan standar.
Tona, pelaku usaha kopi di Kabupaten Aceh Tengah, mengatakan bahwa hingga kini harga pembelian biji kopi di tingkat petani masih seperti biasa. Harganya mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram untuk jenis biji kopi gelondongan.
"Kalau untuk biji kopi hijau asalan, rata-rata Rp 58 ribu per kilogram. Itu untuk kadar air 15 dan trase (kondisi kotor) 15 persen," katanya di Aceh Tengah, Selasa.
Menurut Tona, harga kopi hijau pilihan atau kopi dry process (DP) dengan kondisi sudah bersih juga tidak mengalami fluktuasi. Harganya masih bertahan sekitar Rp 65 ribu per kilogram.
"Kalau kopi DP ini dengan kadar air 14 dan trase delapan persen. Pasaran harga ini untuk jenis kopi konvensional, sedangkan untuk biji kopi katagori specialty harganya akan lebih tinggi," katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Produser Fairtrade Indonesia (APFI) Armiadi menyebutkan, pasaran harga tersebut masih sesuai dengan harga kontrak luar negeri sekarang ini. Dia berpendapat, kemungkinan harga kopi arabika Gayo akan naik sangat ditentukan dengan kondisi musim panen kopi dari berbagai negara di dunia.
"Sekarang panen serentak terjadi, akibatnya banyak kopi dari berbagai negara, panen kopi dunia cukup banyak. Kami menunggu panen terakhir di Maret sampai bulan Mei 2020, jika nanti panen kopi dunia juga masih terjadi maka harga kopi kita tidak ada harapan naik," katanya.