REPUBLIKA.CO.ID CHITRAL ---Seorang pekerja sosial, Hassnain Malik membagikan pengalamannya yang menarik selama memberikan bantuan kepada warga-warga desa di Pakistan. Ia memperoleh pengalaman spiritual, di mana setiap warga yang ditemukan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dilansir Pakistan Today pada Rabu (20/11), Hassnain mengungkapkan dulu dirinya mendatangi berbagai desa di Chitral, Pakistan. Ia bertugas untuk mendata korban gempa serta memeriksa pemukiman warga yang runtuh.
Dengan terbatasnya obat-obatan dan dana, Hassnain terkadang memberikan bantuan berupa obat-obatan atau uang bagi warga yang membutuhkan. Dengan cara itu, ia tetap bisa mengelilingi desa lainnya. Terkadang, Hassnain dibantu tokoh desa maupun polisi untuk membuat data sekitar 20 sampai 30 warga untuk selanjutnya diberikan bantuan. Ia juga mendirikan posko kesehatan dan mulai menuju ke desa selanjutnya.
Di Chitral, sebagian besar orang-orangnya tinggal dekat sungai. Sehingga mereka bisa memperoleh air dengan mudah. Namun beberapa warganya juga membangun pemukiman di atas bukit-bukit sehingga terlindungi dari banjir.
Seringkali, warga yang tinggal di dataran tinggi harus turun untuk mengumpulkan air dan kayu di dekat sungai dan membawanya kembali ke atas. Salah satunya adalah Amma Gee yang berusia 60 tahun. Hassnain pun bertanya-tanya mengapa dia membawa banyak kayu.
Amma Gee pun menjawab apa yang ditanyakan Hassnain, bahwa alasannya membawa begitu banyak kayu agar orang-orang lain yang tinggal di dataran tinggi tak perlu meninggalkan anak-anaknya untuk sekedar mencari kayu. Seketika, Hassnain pun mengingat seruan Allah dalam Al Qur'an untuk senantiasa membantu orang-orang.
Salah satu teman Hassnain yang juga pekerja sosial kerap memberikan bantuan para perempuan di rumah-rumah di Chitral, terutama yang tak mempunyai keluarga. Menurut Hassnain, ketika itu temannya masuk ke dalam salah satu rumah sementara Hassnain dan pekerja sosial lainnya menunggu di luar. Setelah temannya itu keluar dari rumah itu, terlihat ia menggunakan kalung di lehernya yang seperti digunakan para perempuan Kailash.
Teman Hassnain pun menceritakan bahwa saat dirinya memberikan uang pada perempuan pemilik rumah di Chitral, perempuan biru lalu melepaskan kalungnya dan memasangkannya di lehernya. Ketika Hassnain menemukan sebuah toko yang menjual jenis kalung serupa, Hassnain pun terkejut mengetahui miali harganya.
"Saya melihat kalung mutiara dari jenis yang sama. Saya bertanya harganya ke penjaga toko. Harganya dua kali lipat daripada uang yang kami berikan pada wanita itu sebagai bantuan," katanya.
Seketika, Hassnain tersentil dengan surat Al Imran ayat 92 "Kami sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya,"
Di sebuah desa di Kafiristan, Hassnain dan teman-temannya mendirikan sebuah kamp medis. Ia juga menyiapkan sejumlah obat untuk demam, sakit tenggorokan batuk dan penyakit lainnya. Mulanya, Hassnain berpikir untuk mendistribusikan semua obat pada orang-orang agar bisa menggunakannya nanti. Seketika seorang gadis kecil datang dan berdiri di sampingnya. Hassnain pun memberikan beberapa obat pada anak itu. Gadis bernama Gul Faria itu mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya tak sakit. Tetapi Hassnain meminta agar gadis itu tetap membawa obatnya untuk berjaga-jaga. Namun gadis itu mengatakan, ketika dirinya sakit, Dezau yang menyembuhkannya.
"Ketika saya kembali ke Chitral, Google memberi tahu saya bahwa Dezau adalah nama tuhannya, dan gadis itu cukup yakin bahwa dia akan menyembuhkannya ketika dia sakit. Sepertinya Gul Faria mengajari saya untuk percaya pada ayat ini, "Dan ketika aku sakit, Dia menyembuhkan aku" (Ash-Shu'araa )," kata Hassnain.
Di Chitral, Hassnain melihat papan bertuliskan bahasa Inggris. Hassnain pun mendapati seorang lelaki tua yang telah lama mengajarkan bahasa Inggris pada penduduk desa. Sebab lelaki tua jtu mengatakan dirinya tak punya keahlian lain selain mengajarkan bahasa Inggris pada penduduk desa. Ia telah mengajarkan bahasa Inggris secara gratis selama 20 tahun terakhir.
"Surah al-Baqarah menjelaskan Jika anda mengungkapkan sumbangan Anda, itu baik-baik saja, tetapi jika anda menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang miskin, itu lebih baik untuk anda," katanya.
Seorang anggota polisi di Kailash menemani perjalanan para pekerja sosial itu sejak awal. Hassnain pun menanyakan tentang masalah yang sering terjadi di wilayah itu. Hassnain pun tercengang mendengar pernyataannya. Sebab anggota polisi itu mengatakan wilayah itu tak ada penduduknya yang saling bertengkar, bahkan tak ada perampokan.
"Diantaranya mereka tak saling bertengkar, tak ada perampokan, polisi yang datang kesini menganggap ini adalah hukuman karena tak ada penghasilan. Dalam kasus ekstrim, hewan warga yang hilang pada hari berikutnya entah ada yang menemukan atau kembali dengan sendirinya," kata Hassnain menyukai jawaban polisi itu.
"Di suatu tempat, Al-Baqarah terdengar lagi, Wahai orang-orang yang beriman, Jangan melahap harta milik satu sama lain," kata Hassnain.
Di Desa lainnya di Kalash, Hassnain bertemu dengan seorang karyawan Kalashi. Hassnain memintanya untuk membuat daftar 20 warga untuk dibantu. Setelah beberapa lama, karyawan tersebut datang kembali dan mengatakan hanya ada 19 rumah di desa itu yang membutuhkan bantuan dana, selebihnya dalam keadaan baik.
"Seorang teman saya yang bersama kami dari Chitral membawa saya ke samping dan berkata, Ini pria yang aneh. Setiap desa yang kami kunjungi, jika kami meminta 30 rumah, mereka membuat daftar 30 rumah, dan jika kami mengatakan 20 rumah, mereka membuat daftar 20. Ini pertama kali, bisa melibatkan siapa saja untuk menggenapi 20 orang, tetapi dia mengatakan hanya ada 19 rumah yang layak. Ayat Al-Qur'an datang dari suatu tempat,' bicaralah yang sebenarnya'. Nampaknya muslim tinggal di seluruh Kafiristan," katanya.