Kamis 21 Nov 2019 03:30 WIB

Pengaruh Dosa dalam Kehidupan dan Apa Pandangan Alquran?

Dosa dapat berdampak bagi kehidupan seorang hamba.

Red: Nashih Nashrullah
Zikir (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Zikir (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kata dosa dalam Alquran sering diungkapkan dengan kata adz-dzanb, ism, atau al-jurm. Dosa yang berarti melakukan sesuatu yang dilarang atau meninggalkan suatu perbuatan yang diperintahkan syariat Islam, memiliki akibat dan dampak negatif, baik bagi si pelaku maupun lingkungan sekitarnya.

Allah SWT menegaskan, ''Barang siapa mengerjakan kejahatan (dosa) maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.” (QS al-Jasiyah [45] : 15). 

Baca Juga

Artinya, seseorang yang melakukan perbuatan dosa atau melanggar hukum syariat, di dunia orang tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan perilakunya, dan kelak di akhirat ia dijerumuskan ke dalam api neraka.

Dari sisi psikologis, orang yang melakukan dosa tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya, karena ia selalu berusaha menutup-nutupinya, khawatir dosanya akan diketahui orang lain atau khalayak umum. 

Koruptor, misalnya, sepanjang hidupnya akan selalu dihantui ketakutan akan terbongkarnya perilaku korupsinya oleh aparat yang berwenang, begitu juga dengan pembunuh, penipu, dan yang lainnya.

Karena itu, pelaku dosa biasanya akan menikmati keuntungan dari hasil prilakunya sesaat, dan kerugiannya sepanjang hayat. Rasulullah SAW bersabda, ''Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan dalam hati seseorang, sedangkan ia tidak setuju kalau hal itu diketahui orang lain.'' (HR Ahmad bin Hanbal).

Perbuatan dosa, bukan hanya berakibat kepada si pelaku, melainkan bisa juga berakibat buruk bagi lingkungan sekitar. Baik itu berakibat pada kemaslahatan maupun keamanan masyarakat. Terlebih apabila perbuatan dosa telah merajalela terjadi di segala sektor kehidupan manusia, akibatnya terjadi kekacauan dan kehancuran.

Dalam Alquran Allah SWT menceritakan beberapa negeri atau kerajaan yang hancur karena penyimpangan dan penyelewengan atau perbuatan dosa yang merajalela, seperti kaum Tsamud (suku bangsa Arab yang sudah punah, yang diperkirakan hidup pada abad ke-8 SM), umat Nabi Luth, yang diazab karena kedurhakaan, begitu juga umat Nabi Nuh yang ditenggelamkan. 

Ini semua terjadi semata-mata akibat dari perbuatan dosa yang kelewat batas, ''Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.'' (QS at-Taubah [9] : 70).

Para ulama menjelaskan semua perbutaan dosa tersebut sama sekali tidak berasal dari fitrah manusia. Manusia menurut fitrahnya lebih condong berbuat kebajikan daripada kejahatan. 

Diriwayatkan, jika manusia dihadapkan pada pemilihan alternatif mengerjakan dosa atau kebajikan, menurut fitrahnya niscaya ia akan memilih kebajikan. Karena pada dasarnya manusia bersifat suci atau baik (HR Baihaqi). Kalaupun ada yang masih melakukan dosa, itu semata-mata kelemahannya dalam mempertahankan benteng kebajikan.

 

Apakah Anda orang yang pandai berbicara

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ اِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْمُ اَدْنٰى مِنْ ثُلُثَيِ الَّيْلِ وَنِصْفَهٗ وَثُلُثَهٗ وَطَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الَّذِيْنَ مَعَكَۗ وَاللّٰهُ يُقَدِّرُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ عَلِمَ اَنْ لَّنْ تُحْصُوْهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰنِۗ عَلِمَ اَنْ سَيَكُوْنُ مِنْكُمْ مَّرْضٰىۙ وَاٰخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِى الْاَرْضِ يَبْتَغُوْنَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ ۙوَاٰخَرُوْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖفَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُۙ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًاۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۙهُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an; Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. Al-Muzzammil ayat 20)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement