Kamis 21 Nov 2019 09:55 WIB

Menlu Pompeo Dikabarkan Ingin Mundur

Permintaan Trump kepada Zelensky pada Juli lalu tidak pantas.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington.
Foto: AP Photo/Sait Serkan Gurbuz
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo memberi tahu tiga tokoh Partai Republik bahwa akhir-akhir ini ia berencana untuk mengundurkan diri. Dalam situsnya, Time melaporkan kepada para politisi Partai Republik itu Pompeo mengaku ingin maju sebagai senator Negara Bagian Kansas dalam pemilihan tahun depan.

Kepada Time, tiga politisi Partai Republik mengatakan, sebenarnya Pompeo berencana tetap berada di Departemen Luar Negeri sampai musim semi tahun depan. Namun, perkembangan terakhir, termasuk penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump, telah merugikan nama baiknya secara politis dan merusak hubungannya dengan Presiden. Karena itu, para sumber mengatakan, kini Pompeo memikirkan ulang rencananya.

Baca Juga

Time menjelaskan, para sumber merupakan orang-orang yang masih aktif berpolitik. Satu orang pernah menjabat dalam pemerintahan Trump, satu orang masih bertahan di pemerintah, sedangkan satu orang lagi pernah duduk di jabatan tinggi dan masih aktif dalam politik.

"Tidak ada indikasi apakah Pompeo sudah membahas rencananya dengan Presiden Trump," tulis Time dalam laporan mereka, Rabu (20/11).

Para sumber dari Partai Republik itu mengatakan, kini rencana Pompeo akan diputuskan pada kemampuannya untuk keluar dengan mulus dari pemerintahan. Rumor Pompeo akan mulai berkampanye untuk kursi senat sudah tersebar selama berbulan-bulan. Namun, para staf pembantu Pompeo sempat membantah ia akan mengundurkan diri.

photo
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy (kiri) bertemua dengan Presiden AS Donald Trump di Hotel InterContinental Barclay New York di sela Sidang Umum PBB di New York, AS, Rabu (25/9)

Pemakzulan

Kabar rencana Pompeo mengundurkan diri bertepatan sebelum salah seorang saksi kunci penyelidikan pemakzulan Trump bersaksi di hadapan House of Representative, yaitu Duta Besar AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland. Sondland akan menjawab pertanyaan dari para anggota komite House.

Sondland adalah pengusaha hotel yang memiliki keterlibatan langsung dalam skandal Ukraina. Ia dikenal sebagai penyandang dana utama dalam kampanye pemilihan presiden 2016 lalu.

Baru-baru ini Trump mengaku ia tidak terlalu mengenal Sondland, duta besar yang ia tunjuk sendiri. Sementara itu, Sondland mengaku sudah bicara beberapa kali dengan Presiden dan bertindak sesuai dengan arahannya. Tampaknya ia akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit dari anggota House tentang sambungan telepon 25 Juli lalu antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Sebelumnya pejabat-pejabat Gedung Putih yang bersaksi di hadapan House mengatakan bahwa mereka khawatir dengan upaya Trump meminta Ukraina menyelidiki lawan politiknya. Salah satu pejabat mengatakan bahwa hal itu mengejutkan.

"Sejujurnya saya tidak percaya apa yang saya dengar. Itu mungkin elemen mengejutkan, yang dalam hal tertentu. Ketakutan terburuk saya bagaimana kebijakan Ukraina kami bisa dimainkan," kata Letnan Kolonel Alex Vindman dalam kesaksiannya, Selasa (19/11).

Vindman adalah pakar Ukraina di Gedung Putih. Ia mengatakan bahwa permintaan Trump kepada Zelensky pada Juli lalu tidak pantas.

Permintaan yang disampaikan dalam sambungan telepon itu menjadi pusat penyelidikan pemakzulan Trump. Saat Vindman bersaksi, akun resmi Gedung Putih menyerang penilaiannya.

Vindman adalah orang yang ditunjuk Gedung Putih untuk memimpin Dewan Keamanan Nasional (NSC) wilayah Eropa. Dua orang pejabat Gedung Putih lainnya, yakni Jennifer Williams dan Tim Morrison, juga mengatakan mereka khawatir dengan sifat politis sambungan telepon itu.

Dalam kesaksiannya, Williams mengatakan, percakapan Trump dengan Zelensky tidak biasanya dan tidak pantas. "(Karena) melibatkan pembahasan yang tampaknya urusan politik dalam negeri," kata Williams. n Lintar Satriareuters/ap ed: yeyen rostiyani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement