Kamis 21 Nov 2019 17:24 WIB

13 Korban Runtuhan Bangunan SMKN 1 Miri Sragen Masih Dirawat

13 siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit yang berbeda

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Tim gabungan membersihkan reruntuhan aula SMK Negeri 1 Miri Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis (21/11). Bangunan tersebut roboh terkena angin kencang yang bersamaan dengan hujan lebat pada Rabu (20/11) sore.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Tim gabungan membersihkan reruntuhan aula SMK Negeri 1 Miri Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis (21/11). Bangunan tersebut roboh terkena angin kencang yang bersamaan dengan hujan lebat pada Rabu (20/11) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN - Angin kencang bersamaan dengan hujan deras pada Rabu (20/11) sore telah merobohkan bangunan aula SMK Negeri 1 Miri Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sebanyak 22 siswa mengalami luka-luka akibat bencana tersebut dan dilarikan ke rumah sakit.

Sampai Kamis (21/11), sembilan siswa sudah diperbolehkan pulang, sedangkan 13 siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit yang berbeda. Biaya pengobatan korban yang tidak memiliki asuransi serta bukan peserta BPJS Kesehatan akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Kepala SMK Negeri 1 Miri, Sarno, mengakui ada sejumlah pelajar yang mengalami trauma setelah musibah runtuhnya aula sekolah. Terlebih, banyak foto dan video tersebar di media sosial terkait musibah tersebut. "Ya siswa pasti trauma, apalagi mereka yang tahu langsung robohnya aula," kata Sarno kepada wartawan, Kamis.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Finuril Hidayati menyatakan perlunya dilakukan trauma healing. Dia berharap dengan kehadiran para relawan dan adanya posko terapi di sekolah tersebut para siswa bisa kembali menjalani aktivitas di sekolah seperti biasa.