Jumat 22 Nov 2019 05:52 WIB

Kolonialisme, Masa Perpindahan Manuskrip Islam Skala Besar

Kolonialisme membawa pengaruh besar bagi keberadaan manuskrip Islam.

Red: Agung Sasongko
Tim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan University of Hamburg  berupaya menyelamatkan manuskrip di Masjid At-Taqwa yang merupakan peninggalan pasukan Pangeran Diponegoro.
Foto: Dok Dreamsea
Tim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan University of Hamburg berupaya menyelamatkan manuskrip di Masjid At-Taqwa yang merupakan peninggalan pasukan Pangeran Diponegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolonialisme membawa pengaruh besar bagi keberadaan manuskrip Islam. Pada masa inilah, perpindahan manuskrip Islam dalam skala besar terjadi.

Pakar arkeologi Islam, Uka Tjandrasasmita, mengungkapkan, pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, kolonialis melakukan pengumpulan dan penjarahan naskah. Salah satu fungsinya untuk melanggengkan penjajahan dan mengaburkan jejak peradaban Islam.

Baca Juga

Akibatnya, umat Islam kehilangan sumber autentik karya para ulama dan intelektual Muslim. Menurut dia, di Belanda, manuskrip Islam Indonesia yang ditulis dalam aksara Jawi mencapai 5.000 naskah. Belum lagi, manuskrip beraksara pegon dan Arab. Sebagian besar naskah tersebut tersimpan di Leiden.

Henri Chambert-Loir dan Oman Fathurahman dalam Khazanah Naskah: Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia, menambahkan, naskah-naskah klasik karya para ulama nusantara tidak hanya ada di Belanda, tetapi juga diperkirakan tersebar di hampir 27 negara lain. Inggris adalah salah satu pemilik manuskrip Islam Indonesia dalam jumlah besar.