REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat bersama Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) setempat segera melakukan penelitian terhadap sejumlah ikan segar hasil tangkapan nelayan. Pemeriksaan ini dilakukan terkait isu bangkai babi yang dibuang ke laut.
"Penelitian ini harus dilakukan agar masyarakat tidak resah saat mengkonsumsi ikan segar," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Syarifah Junaidah di Meulaboh, Kamis (21/11).
Menurutnya, dampak isu bangkai babi yang dibuang ke laut di kawasan Aceh Singkil dan sebagian Sumatera Utara telah berdampak terhadap menurunnya konsumsi ikan segar di masyarakat di daerah ini. Agar persoalan tersebut dapat segera tuntas, pihaknya berupaya melakukan pemeriksaan di laboratorium.
Pemeriksaan bertujuan agar persoalan ini menjadi jelas sehingga masyarakat tidak bingung dengan informasi yang kini beredar. "Bagi masyarakat yang mau mengonsumsi ikan segar silakan saja karena hal ini adalah isu yang belum tentu ada benarnya," kata Syariah Junaidah menambahkan.
Sebelumnya, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat, Armaikandi mengatakan harga komoditas ikan tongkol di Meulaboh, Aceh Barat beberapa hari terakhir anjlok. Harganya merosot mencapai Rp 10 ribu per kilogram akibat kasus banyaknya hama babi yang mati dan hanyut di sungai dan terbawa ke laut lepas.
Padahal sebelumnya harga jual ikan tongkol di daerah itu bertahan di kisaran harga Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogramnya. "Persoalan ini menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, agar daya beli masyarakat terhadap ikan tongkol dan aneka jenis ikan lainnya kembali stabil," kata Armaikandi.
Dampak sebaran isu tersebut, ia mengakui sebagian besar pedagang ikan di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat mengeluh. Rendahnya harga jual aneka komoditas ikan laut berdampak pada pendapatan pedagang.