REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (20/11). Di dalam kunjungannya, Muhadjir mengatakan soal pentingnya pendidikan kebencanaan.
Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara yang ditakdirkan menjadi wilayah yang rawan gempa, banjir, dan bencana lainnya. Muhadjir mengatakan, hal ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena dibutuhkan masyarakat yang selalu siap apabila terjadi bencana.
Salah satu basis yang perlu diperkuat di pembelajaran adalah terkait dengan materi kebencanaan. Pembelajaran terkait kebencanaan telah dilakukan lama oleh negara Jepang. "Berdasarkan pengalaman, untuk siswa-siswa itu mereka telah memiliki dasar-dasar kebencanaan," ujarnya, dalam keterangan yang diterima Republika, Kamis (21/11).
Menurut dia, pelajaran kebencanaan sangat penting dan mendesak untuk segera diterapkan di Indonesia. Belajar dari Jepang, mata pelajaran kebencanaan itu mutlak, bahkan setiap sebulan sekali ada simulasi atau latihan dalam menghadapi bencana.
Khusus di Indonesia, karena potensi bencananya lebih bervariasi maka simulasinya harus lebih spesifik di setiap daerah, baik secara spasial maupun insidental. Misalnya daerah yang rawan banjir, gempa, atau kebakaran simulasinya harus sesuai dengan potensi ancaman yang ada.
"Namun demikian, saya sangat setuju dengan Pak Kepala BNPB bahwa kemampuan antisipasi kita harus lebih kuat dari dalam. Kita harus berpikir bahwa setiap tahun kita pasti ada bencana. Untuk tahun ini kita sudah punya contoh bencana kebakaran hutan, dan saya kira itu terjadi karena kita masih kurang antisipasi," kata dia lagi.