Jumat 22 Nov 2019 05:59 WIB

Menko PMK: Pendidikan Kebencanaan Perlu Didorong

Indonesia membutuhkan masyarakat yang selalu siap menghadapi bencana.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mendorong pendidikan kebencanaan untuk masyarakat Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mendorong pendidikan kebencanaan untuk masyarakat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (20/11). Di dalam kunjungannya, Muhadjir mengatakan soal pentingnya pendidikan kebencanaan.

Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara yang ditakdirkan menjadi wilayah yang rawan gempa, banjir, dan bencana lainnya. Muhadjir mengatakan, hal ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena dibutuhkan masyarakat yang selalu siap apabila terjadi bencana.

Salah satu basis yang perlu diperkuat di pembelajaran adalah terkait dengan materi kebencanaan. Pembelajaran terkait kebencanaan telah dilakukan lama oleh negara Jepang. "Berdasarkan pengalaman, untuk siswa-siswa itu mereka telah memiliki dasar-dasar kebencanaan," ujarnya, dalam keterangan yang diterima Republika, Kamis (21/11).

Menurut dia, pelajaran kebencanaan sangat penting dan mendesak untuk segera diterapkan di Indonesia. Belajar dari Jepang, mata pelajaran kebencanaan itu mutlak, bahkan setiap sebulan sekali ada simulasi atau latihan dalam menghadapi bencana. 

Khusus di Indonesia, karena potensi bencananya lebih bervariasi maka simulasinya harus lebih spesifik di setiap daerah, baik secara spasial maupun insidental. Misalnya daerah yang rawan banjir, gempa, atau kebakaran simulasinya harus sesuai dengan potensi ancaman yang ada.

"Namun demikian, saya sangat setuju dengan Pak Kepala BNPB bahwa kemampuan antisipasi kita harus lebih kuat dari dalam. Kita harus berpikir bahwa setiap tahun kita pasti ada bencana. Untuk tahun ini kita sudah punya contoh bencana kebakaran hutan, dan saya kira itu terjadi karena kita masih kurang antisipasi," kata dia lagi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement