REPUBLIKA.CO.ID, MANINJAU -- Sepanjang 200 meter jalan Galapuang yang melingkar di pinggir Danau Maninjau, Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam masih terputus. Putusnya akses jalan itu sejak kejadian bencana banjir bandang Rabu (20/11).
Pantauan Republika.co.id pada pagi ini, Jumat (22/11) dua alat berat yang diturunkan Pemkab Agam masih bekerja membersihkan material longsor dan bebatuan yang memenuhi jalan setinggi satu meter. Camat Tanjung Raya Hendria Azmi mengatakan jalanan masih belum bisa dilewati karena lumpur masih tebal. "Kami berharap cepat selesai dan jalan bisa dilewati lagi," kata Hendria Jumat (22/11).
Selain memutus jalan Galapuang sepanjang 200 meter, banjir bandang juga mengakibatkan 15 bangunan rusak. Satu unit masjid, satu unit sekolah dan 13 unit bangunan rumah. Sebanyak 49 jiwa mengungsi ke tempat aman seperti ke rumah saudara dan tetangga.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam berada di dekat rumah yang rusak diterjang banjir bandang, di Jorong Galapuang, Nagari Tanjungsani, Kab.Agam, Sumatera Barat, Kamis (21/11/2019).
Pemkab Agam sudah menetapkan masa tanggap darurar bencana selama tiga hari sejak Kamis (21/11) sampai Sabtu (23/11) besok. Seandainya masih diperlukan, status tanggap darurat ini kata Bupati Agam Indra Catri akan diperpanjang. "Tanggap darurat tiga hari. Kalau kurang kita tambah. Kalau bisa diatasi lebih cepat lebih baik," ujar Indra Catri.
Di saat dua alat berat bekerja membersihkan material longsor yang memenuhi jalan, sejumlah warga juga bergotong royong membersihkan rumah-rumah yang rusak terbenam lumpur. Sementara kalangan ibu-ibu warga setempat memasak di dapur umum.
Selain itu, sejumlah bantuan berupa logistik, pakaian dan beberapa keperluan rumah tangga lainnya sudah datang dari berbagai pihak. Seperti dari Dinas Sosial, TNI dan lain-lain.