REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah melantik tujuh staf khusus dari kalangan milenial guna mendorong kemajuan ekonomi, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan sumber daya manusia. Tujuh staf khusus milenial merupakan pemimpin perusahaan rintisan yang memiliki prestasi di bidangnya.
Pelantikan dilaksanakan di Istana Kepresidenan, Jakarta. Mereka bertugas membantu Presiden Republik Indonesia di luar fungsi kementerian dan lembaga.
Salah satu staf khusus adalah Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri dan CEO Amartha, perusahaan pionir teknologi finansial peer to peer lending (tekfin p2p lending) yang menghubungkan pendana di perkotaan dengan perempuan pengusaha mikro di pedesaan melalui teknologi.
“Andi Taufan Garuda Putra, umur 32 tahun, telah meraih banyak penghargaan inovasi atas kepeduliannya terhadap sektor-sektor UMKM. Jadi CEO PT Amartha Mikro Fintek. Tugas khusus untuk mengembangkan inovasi," kata Presiden Joko Widodo saat memperkenalkan Andi Taufan
Selain itu, staf khusus lainnya seperti Putri Tanjung (Pendiri dan CEO Creativepreneur), Adamas Belva Syah Devara (CEO Ruang Guru), Angkie Yudistia (CEO Thisable Enterprise), Gracia Billy Mambrasar (Putra Papua), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke) dan Amminudin Maruf (Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Amartha hadir sebagai bisnis sosial yang memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia dan serta mendorong percepatan inklusi keuangan terutama untuk ekonomi informal serta masyarakat piramida terbawah di pedesaan.
Pria yang akrab disapa Taufan ini lahir di Jakarta, 24 Januari 1987 merupakan lulusan Sarjana Bisnis, Institut Teknologi Bandung dan Master of Public Administration, Harvard Kennedy School. Sebelumnya, Taufan bekerja sebagai konsultan bisnis untuk IBM Global Business Services selama hampir dua tahun.
Saat melihat banyak pelaku usaha mikro di pedesaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses finansial saat berkunjung ke desa Ciseeng, Bogor, Jawa Barat. Pada 2009, Taufan meninggalkan pekerjaannya dan mendirikan Amartha dengan berbentuk microfinance atau lembaga keuangan mikro.
Pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi tekfin p2p lending sebagai upaya menjangkau jutaan pelaku usaha mikro perempuan di pedesaan. Di 2019, Amartha mengantongi izin usaha Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berhasil menyalurkan Rp 1,6 triliun kepada lebih dari 340 ribu mitra di 5.400 pedesaan.
Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer Amartha menyatakan, Amartha berbangga dan mendukung sepenuhnya atas dilantiknya Taufan, pendiri dan CEO Amartha sebagai Staff Khusus Presiden. Berdasar pada pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan Taufan selama hampir 10 tahun di Amartha dan memajukan sektor UMKM, tentu dapat memberikan kontribusi, terobosan dan inovasi guna mendukung kemajuan ekonomi digital di Indonesia.
Atas pencapaiannya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pertama, yaitu pengentasan kemiskinan. Amartha menjadi tekfin dari Asia Tenggara yang mendapatkan penghargaan di SDG Finance Geneva Summit 2019 oleh United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB sebagai perusahaan yang masuk dalam kategori Growth Stage Impact Ventures (GSIV).
Amartha menjadi satu-satunya tekfin p2p lending yang menawarkan alternatif investasi yang memberikan keuntungan, sekaligus berdampak nyata pada peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan.