Jumat 22 Nov 2019 19:20 WIB

AS Dakwa Warga Cina Curi Kekayaan Intelektual

Seorang warga Cina didakwa melakukan pencurian rahasia dagang untuk negaranya

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seseorang duduk di depan layar komputer (ilustrasi)
Foto: EPA
Seseorang duduk di depan layar komputer (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang warga Cina bernama Haito Xiang didakwa melakukan pencurian rahasia dagang untuk negaranya. Dia bekerja di perusahaan Monsanto yang berbasis di St Louis, Missouri, Amerika Serikat (AS).

Haito diberhentikan di bandara saat hendak pulang ke negaranya. Pria 42 tahun ini kedapatan membawa perangkat lunak pertanian milik Monsanto.

Baca Juga

"Dakwaan itu menuding contoh lain dari Pemerintah Cina menggunakan talent plans untuk mendorong karyawan mencuri kekayaan intelektual dari majikan AS mereka," kata Asisten Jaksa Agung AS John Demers pada Kamis (21/11).

Menurut Demers, Haito telah mempromosikan dirinya pada Pemerintah Cina berdasarkan pengalamannya di Monsanto. "Dalam waktu satu tahun terpilih sebagai rekrutmen talent plan, dia (Haito) berhenti dari pekerjaannya, membeli tiket satu arah ke Cina, dan ditangkap di bandara dengan salinan algoritma kepemilikan perusahaan sebelum dia bisa menghilangkannya," ucapnya.

Pengacara Haito, Eric Selig, mengatakan kliennya akan mengaku tak bersalah atas dakwaan yang dilayangkan padanya. Saat ini, Haito ditahan di penjara wilayah Randolph di Illinois.

Menurut Selig, Haito telah 17 tahun tinggal di AS. Di sana dia memiliki seorang istri dan putri.

AS telah lama menuding Cina melakukan pencurian kekayaan intelektual dan teknologi. Ini menjadi salah satu masalah inti dalam perang dagang antara kedua negara.

Dalam pertemuan pers pada Jumat (22/11), juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang tak mengomentari secara spesifik kasus warganya yang didakwa melakukan pencurian kekayaan intelektual. Namun dia membantah tudingan bahwa negaranya mempraktikkan hal tersebut.

"Tidak masalah apakah itu warga negara Cina atau warga negara Amerika, jika mereka telah melanggar undang-undang, jika orang Amerika telah secara adil menangani kasus ini sesuai dengan hukum, maka kami tidak keberatan," ujar Geng dilansir Reuters.

"Tapi kami dengan tegas menentang AS menggunakan kasus tunggal ini sebagai dalih untuk mengatakan Cina memiliki kelompok yang mengatur serta merencanakan pencurian hak kekayaan intelektual dari AS. Pencapaian teknologi Cina tidak berasal dari pencurian," kata Geng menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement