REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rangkaian hari ketiga Piala Presiden Bolabasket 2019 rampung menyelenggarakan tiga pertandingan fase penyisihan grup di GOR Sritex Arena, Solo, Jumat (22/11). Kebangkitan dan kejutan mewarnai laga hari ketiga ini.
Rampungnya laga penyisihan membuat empat tim semifinalis didapat. Satya Wacana, Pelita Jaya, dan Satria Muda Pertamina lolos sebagai juara grup. Predikat runner-up terbaik didapatkan Amartha Hangtuah.
Berikut ulasan singkat hasil Piala Presiden Bola Basket hari ketiga:
Satya Wacana Salatiga 68 - Pacific Caesar Surabaya 67
Satya Wacana seolah kehilangan kepribadian pada dua karakter pertama. Trio penembak perimeter Andre Adriano, Ardian Ariadi dan debutan Antoni Erga tak sekalipun menyarangkan percobaan tripoin mereka.
Lima percobaan Andre, tiga dari Ardian dan empat yang dilemparkan Erga semuanya tak pernah berakhir masuk ke dalam sasaran. Keadaan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Indra Muhammad yang memimpin Pacific Caesar Surabaya dengan 19 poin dari periode yang sama.
Memasuki kuarter ketiga, pelatih kepala Efri Meldi menginstruksikan para pemain Satya Wacana melakukan full-court press dan berhasil. Pada saat bersamaan, akurasi tripoin mereka juga membaik.
Andre dan Erga sama-sama melesakkan dua tembakan tripoin, untuk menyokong total 24 poin yang diraih Satya Wacana pada kuarter ketiga demi memangkas jarak ketertinggalan menjadi 39-51.
Kombinasi full-court press dan wanginya tembakan tripoin mereka terus berlanjut pada kuarter keempat, hingga 37 detik jelang laga berakhir sang kapten Cassiopea 'Cio' Manuputy juga melesakkan tripoin untuk membawa Satya Wacana berbalik unggul 67-64.
Klinisnya penampilan barisan rekan-rekannya bahkan memaksa Andre memilih bertahan di bangku cadangan pada sisa waktu yang ada sembari memanjatkan doa yang terkabul. Satya Wacana memastikan kemenangan 68-64 saat bel tanda laga usai berbunyi. Kemenangan mengantarkan Satya Wacana lolos ke semifinal sebagai jawara Grup A dengan raihan enam poin penuh dari dua pertandingan.
Pelita Jaya Basketball 65 - Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja 55
Setelah disajikan drama klasik antara Satya Wacana kontra Pacific, publik Sritex Arena seolah membutuhkan tontonan yang lebih menarik dalam laga kedua hari ketiga Piala Presiden Bolabasket 2019. Pelita Jaya dan Bima Perkasa sukses menyuguhkan penampilan yang pastinya memuaskan dahaga para penonton.
Mantan pemain Pacific yang sempat memutuskan pensiun pada usia muda dan akhirnya berlabuh di Yogyakarta, Nuke Tri Saputra, menjadi motor penggerak Bima Perkasa yang mengungguli Pelita Jaya pada dua kuarter pertama.
Nuke mencetak 12 dari 26 poin Bima Perkasa pada kuarter pertama dan periode berikutnya ia menambahkan dengan delapan poin demi membantu timnya unggul 40-32.
Namun, nahas bagi Bima Perkasa, pemain mereka yang paling cemerlang harus tergeletak pada pertengahan kuarter ketiga dan menepi mendapatkan perawatan dari tim medis. Situasi itu dimanfaatkan dengan baik oleh Pelita Jaya yang mengejar ketertinggalan dan berbalik memimpin 50-45 pada akhir kuarter ketiga.
Nuke berusaha tampil lagi pada kuarter keempat, namun kondisinya tak lagi prima. Di lain pihak Pelita Jaya mengeksploitasi hal itu demi menciptakan momentum bagi mereka untuk memastikan kemenangan 65-55.
Pelita Jaya menyusul ke semifinal sebagai jawara Grup B dengan catatan sapu bersih kemenangan dua pertandingan.
Louvre Surabaya 57 - Satria Muda Pertamina Jakarta 53
Setelah dua pertandingan pertama sarat drama, laga pemungkas hari ketiga awalnya dianggap sebagai sebuah pertemuan timpang antara tim baru di jagad bola basket Indonesia dengan kubu yang punya sederet prestasi juara. Louvre Surabaya menantang Satria Muda.
Yang terjadi justru Satria Muda tak bisa menggunakan nama besar mereka untuk membuat Louvre tunduk. Dimotori trio Wendha Wijaya, Daniel Wenas dan Kevin Moses Poetiray, Louvre mencuri keunggulan 19-15 kala menutup kuarter pertama.
Satria Muda berusaha bangkit menjaga nama baik mereka pada dua kuarter berikutnya. Tim yang kini ditangani pelatih kepala asal Serbia Milos Pejic itu berbalik unggul 30-28 pada kuarter kedua dan memperlebarnya menjadi 45-41 pada periode berikutnya.
Namun, dihadapkan pada situasi sebagai tim yang tak diunggulkan, barisan pemain Louvre tampil tanpa beban. Perlahan tapi pasti mereka mengimbangi kedudukan dan bahkan merebut keunggulan 48-47 pada sisa waktu enam menit 55 detik.
Kejar-kejaran terjadi namun Satria Muda harus kehilangan sang kapten Arki Dikania Wisnu yang terkena foul out pada sisa waktu empat menit sembilan detik. Hal itu seolah jadi pertanda momentum sudah menjadi milik Louvre.
Terbukti ketika Louvre memperoleh dua kesempatan lemparan bebas yang sukses dilesakkan Wenas pada sisa waktu tujuh detik demi membuat mereka unggul 57-52 atas Satria Muda.
Tujuh detik dan jarak lima poin rupanya masih terlalu berat untuk diatasi oleh tim 10 kali juara liga basket tertinggi Indonesia itu. Louvre menang 57-53.
Pun demikian, Satria Muda tetap lolos ke semifinal sebagai jawara Grup C mengungguli Prawira Bandung dan tentunya Louvre.
Sama-sama mengumpulkan tiga poin, Satria Muda melaju berbekalkan selisih skor total surplus 19 poin, mengungguli Prawira (+13) dan Louvre (-32). Hasil itu sekaligus membuat Amartha Hangtuah keluar sebagai runner-up terbaik yang berhak tampil juga di semifinal.