Sabtu 23 Nov 2019 10:24 WIB

AS Sanksi Menteri Komunikasi Iran karena Internet

Iran memutus internet untuk meredam protes di Teheran.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Komunikasi Iran Mohammad Javad Azari-Jahromi.
Foto: AP
Menteri Komunikasi Iran Mohammad Javad Azari-Jahromi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Amerika Serikat (AS) jatuhkan sanksi pada Menteri Komunikasi Iran Mohammad Javad Azari-Jahromi karena melakukan pemadaman internet, Jumat (23/11). Pemerintah Iran memutus akses internet selama lima hari dengan alasan untuk meredam protes yang terjadi di Teheran.

"Para pemimpin Iran tahu internet gratis dan terbuka mengekspos legitimasi mereka, sehingga mereka berusaha menyensor akses internet untuk memadamkan protes anti-rezim," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Aljazirah, Sabtu (23/11).

Baca Juga

Sanksi yang dijatuhkan AS terhadap  Azari-Jahromi berupa pemblokir atau membekukan salah satu propertinya di bawah yurisdiksi AS. Departemen Keuangan AS menyatakan, peraturan AS umumnya tidak melakukan itu pada orang AS atau mereka yang singgah di AS terhadap propertinya.

"Kami memberi sanksi kepada Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran untuk membatasi akses internet, termasuk ke aplikasi berkirim pesan populer yang membantu puluhan juta warga Iran tetap terhubung satu sama lain dan dunia luar," kata Mnuchin.

Azari-Jahromi telah mengembangkan kebijakan tentang sensor internet represif. Departemen Keuangan menggambarkan dia sebagai mantan pejabat intelijen yang telah terlibat dalam pengawasan terhadap aktivis oposisi.

Pemblokiran internet mempersulit para pemrotes untuk mengunggah video di media sosial untuk menggalang dukungan. Akses yang terputus pun membuat orang sulit melaporkan tentang kondisi lapangan yang sedang terjadi kerusuhan.

Sehari sebelumnya, media Iran mengatakan, Dewan Keamanan Nasional yang telah memerintahkan penutupan jaringan internet menyetujui mengaktifkan kembali. Pengaktifan kembali akses terhadap internet dilakukan secara bertahap di beberapa daerah.

Azari-Jahromi telah menunjukkan dalam wawancara media lokal bahwa penutupan itu dilaksanakan oleh Dewan Keamanan Nasional. Namun, dia setuju atas pembatasan itu karena menimbang keamanan dalam kondisi protes di banyak tempat.

"Kami akan meminta pertanggungjawaban anggota rezim Iran atas penindasan kekerasan mereka terhadap rakyat Iran," tulis Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah cicitannya.

Amnesty International mengatakan lebih dari 100 orang tewas dalam demonstrasi. Juru bicara pengadilan Iran Gholamhossein Esmaili, menurut kantor berita resmi IRNA, Garda Revolusi Iran (IRGC) menangkap sekitar 100 pemimpin protes yang meletus pekan lalu, Jumat.

"Sekitar 100 pemimpin, kepala dan tokoh utama kerusuhan baru-baru ini diidentifikasi dan ditangkap di berbagai bagian negara itu oleh Korps Pengawal Revolusi Islam," kata Esmaili.

Pihak berwenang Iran mengatakan, sekitar 1.000 total demonstran telah ditangkap. Sejumlah besar orang yang ditangkap yang ikut serta dalam protes, tetapi tidak ikut menyebabkan kerusakan atau membakar telah dilepaskan.  Sementara itu, IRGC mengatakan, ketenangan telah kembali di Iran pada Kamis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement