Sabtu 23 Nov 2019 11:30 WIB

Muslim Tatar yang Dipenjara Lakukan Aksi Mogok Makan

Pengadilan Regional Violga di kota Samara menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara

Rep: Puti Almas/ Red: Agung Sasongko
Muslim Tatar di Eropa.
Foto: Reuters
Muslim Tatar di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Airat Sharikov, seorang laki-laki yang merupakan Muslim Tatar dan sedang menjalani hukuman penjara karena menjadi anggota kelompok Islam yang dilarang di Rusia melakukan aksi mogok makan. Hal itu dilakukan olehnya sebagai bentuk protes atas kondisi penjara dan diyakini sebagai tekanan oleh para pengelola rumah tahanan itu.

Menurut ibu dari Sharikov, Gulnara Karimova, putranya yang berada dalam penjara di wilayah barat laut rusia, Vologda telah melakukan mogok makan sejak 8 November lalu. Ia mengatakan sang anak menolak untuk makan segala jenis makanan padat dan hanya menerima air.

Karimova juga mengungkapkan bahwa Shakirov dikirim secara berkala ke kurungan isolasi, yang disebut sebagai Unified Premises Of Cell Type (EPKT). Ini adalah sebuah fasilitas yang digunakan oleh penjaga penjara di Rusia untuk menghukum narapidana yang melanggar peraturan internal lembaga pemasyarakatan.

"Mereka ingin menghancurkannya, untuk memaksanya bergabung dengan apa yang disebut ‘merah’ atau narapidana yang setuju untuk bekerja sama dengan penjaga dan dihina oleh narapidana lain karena dianggap sebagai informan,” ujar Karimova dilansir Rferl, Sabtu (23/11).

Karimova mengatakan karena Sharikov menolak untuk bekerjasama dengan para pengurus penjara, maka ia sering ditempatkan di sel isolasi. Tak hanya itu, para petugas penjara juga telah menolak untuk memberikan dokumen-dokumen putranya itu, termasuk menjelaskan mengapan penahanan di sel isolasi dilakukan.

Pengadilan Regional Violga di kota Samara menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara untuk Sharikov pada 2017. Ia didakwa bersalah karena menjadi anggota kelompok Islam Hizbut Tahrir, yang dilarang di Rusia dan yang pendukungnya diklaim oleh pemerintah negara itu sebagai ekstremis sejak 2003.

Hingga saat ini, pihak berwenang di penjara tempat Sharikov ditahan belum memberikan komentar. Selama bertahun lamanya, pelanggaran hak narapidana di Rusia, termasuk penyiksaan, diketahui telah diajukan oleh para pembela hakatau aktivis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement