Sabtu 23 Nov 2019 23:13 WIB

Data Adjust Tunjukkan Aplikasi Keuangan Makin Diminati

Aplikasi keuangan menarik minat banyak orang dalam skala global

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Data Adjust Tunjukkan Aplikasi Keuangan Makin Diminati. (FOTO: Adjust)
Data Adjust Tunjukkan Aplikasi Keuangan Makin Diminati. (FOTO: Adjust)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Adjust, pemimpin industri dalam pengukuran seluler, pencegahan penipuan, dan keamanan siber, meluncurkan Laporan Keuangan Seluler 2019 bersama App Annie, spesialis data dan analytics pasar seluler. Laporan ini menyoroti pasar dengan tingkat pertumbuhan tinggi untuk aplikasi perbankan serta menjabarkan benchmark dan metrik yang perlu dijadikan sasaran oleh pemasar agar dapat menarik dan mempertahankan audience bernilai tinggi.

Laporan global yang didasarkan pada data internal Adjust dan App Annie sejak 1 Januari 2019 hingga 30 Juni 2019 menganalisis lebih dari 90 aplikasi dari 36 negara. APAC memiliki tingkat penggunaan aplikasi keuangan paling tinggi di tingkat global, tetapi pasar barat siap menyusul dengan pertumbuhan yang mengesankan.

Baca Juga: Ini Cara Adjust Dukung Traveloka Jadi Unicorn di Asia Tenggara

Data yang didapat menunjukkan jumlah unduhan aplikasi keuangan di Asia, didorong oleh penerimaan super apps seperti WeChat dan Alipay, telah tumbuh sebesar hampir 4x dalam waktu empat tahun. Jumlah unduhan telah mengalami lonjakan besar dari 383 juta unduhan pada tahun 2014 menjadi 1,84 miliar unduhan pada tahun 2018.

Sementara itu, penggunaan aplikasi di Eropa dan Amerika Utara merupakan tahap awal dari lintasan pertumbuhan yang kuat. Momentum yang kuat ini didorong oleh meningkatnya minat konsumen pada bank mobile-only dan layanan keuangan yang praktis, menunjukkan bahwa kawasan ini berada pada "transisi menuju pertumbuhan eksponensial".

"Aplikasi keuangan telah mengalami lonjakan pertumbuhan yang luar biasa dalam empat tahun terakhir," kata Paul H. Müller, co-founder dan CTO Adjust dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Namun, lanjutnya, jumlah unduhan yang tinggi tidak selalu disertai dengan loyalitas. Kuncinya adalah memanfaatkan analisis untuk mengantisipasi kebutuhan pengguna, mendefinisikan dan menargetkan segmen pelanggan, serta membangun hubungan yang mendalam dengan setiap pengguna.

Adjust menyimpulkan bahwa aplikasi keuangan tetap bertahan lama dan kuat. Hampir sepertiga (32%) pengguna kembali menggunakan aplikasi pada hari ke-1 dan 15% masih menggunakan aplikasi pada hari ke-30. Dibandingkan dengan 15 kategori aplikasi lainnya, aplikasi perbankan menempati peringkat ketiga dengan tingkat retensi hari ke-30 di bawah aplikasi berita (18%) dan musik (17%).

Secara umum, kinerja aplikasi perbankan jauh lebih konsisten dan lebih stabil dibandingkan dengan kategori aplikasi lainnya. Kurva retensi untuk aplikasi perbankan memperlihatkan bahwa ada banyak peluang untuk melibatkan kembali dan menargetkan ulang pengguna yang sejak awal sudah menunjukkan tanda-tanda akan berhenti menggunakan aplikasi.

Sementara itu, aplikasi pembayaran mendorong gelombang inovasi keuangan selanjutnya. Akan tetapi, tingkat retensi moderat menyiratkan bahwa pemasar sebaiknya menggunakan lebih banyak saluran dan pendekatan untuk mengaktivasi dan memotivasi audience mereka. Analisis terhadap tingkat retensi untuk 15 kategori aplikasi menunjukkan bahwa aplikasi pembayaran memiliki ruang untuk tumbuh.

"Melihat tingkat pertumbuhan dan tingkat retensi untuk aplikasi keuangan, mobile akan menjadi cara de facto untuk mengelola uang," kata Danielle Levitas, EVP Global Marketing and Insight - App Annie. Lanjutnya, aplikasi yang unggul adalah aplikasi yang menawarkan onboarding dalam aplikasi yang sederhana bagi pengguna, UX intuitif, keamanan yang baik, dan pengalaman yang lebih personal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement