Ahad 24 Nov 2019 07:26 WIB

Kasus Pemukulan Suporter Garuda, Menpora Malaysia Minta Maaf

Ia menjamin akan menyelesaikan kasus ini secara adil, tidak hanya bagi korban, namun

Menpora Malaysia Syed Saddiq (tengah) saat memberikan dukungan kepada timnas Malaysia melawan Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Menpora Malaysia Syed Saddiq (tengah) saat memberikan dukungan kepada timnas Malaysia melawan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak Malaysia akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia atas insiden dugaan pengeroyokan yang dilakukan suporter tuan rumah terhadap pendukung timnas Garuda. Permohonan maaf yang disampaikan oleh Menpora Malaysia Syed Saddiq tersebut diunggah lewat akun Twitter resmi miliknya, Sabtu (23/11) malam.

"Saya dengan penuh rasa rendah diri ingin memohon maaf kepada rekan-rekan serumpun di Indonesia. Saya memohon maaf karena tragedi yang terjadi dalam beberapa hari lepas," ujar Syed.

Baca Juga

Syed mengatakan, dirinya telah mendapatkan laporan bahwa kasus pemukulan itu tidak terjadi di Bukit Jalil atau saat pertandingan berlangsung, tetapi 20 km dari Stadion Bukit Jalil pada pukul 03.00 pagi. "Kami belum tahu kasus tersebut apakah berhubungan dengan pertandingan sepak bola," ucapnya.

Kejadian itu, lanjutnya, berhubungan dengan satu warga Indonesia. Ia memohon supaya korban yang mengalami pemukulan tersebut dapat melapor untuk membantu pihak Malaysia menyelesaikannya. "Kami menjamin akan menyelesaikan kasus ini secara adil, tidak hanya bagi korban, namun juga pelakunya," katanya.

Sementara itu, Direktur Departemen Investigasi Kriminal Polisi Diraja Malaysia (PDRM) telah menerima laporan video pemukulan suporter Indonesia. Pemukulan terhadap penonton Indonesia itu diduga dilakukan suporter Malaysia.

"Video berdurasi 48 menit tersebut telah viral di media sosial, diduga berkaitan sepak bola Indonesia melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil," ujar Direktur Departemen Investigasi Kriminal PDRM Komisioner Polisi Dato' Huzir Bin Mohamed di Kuala Lumpur, Sabtu (23/11).

Huzir mengatakan, pihaknya telah menerima satu laporan polisi agar kesahihan video tersebut diselidiki. Menurut dia, satu penyelidikan sedang dijalankan berdasarkan Pasal 500 KUHP dan Pasal 233 Akta Komunikasi dan Multimedia 1998. "Berdasarkan penyelidikan awal, PDRM percaya bahwa insiden tersebut tidak terjadi di Stadion Bukit Jalil," katanya.

Sebelumnya, kelompok pendukung tim nasional Indonesia, La Grande Indonesia (LGI), mendesak pemerintah dan PSSI menuntaskan kasus kekerasan terhadap pendukung timnas Indonesia yang diduga dilakukan oleh oknum suporter Malaysia. "Pemerintah dan PSSI seharusnya bisa ikut turun membantu agar kasusnya tuntas dan pelakunya bisa dihukum," ujar pendiri La Grande Indonesia Benediktus Arden di Jakarta, Jumat (22/11).

Menurut Benediktus, persoalan kekerasan terhadap suporter Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, yang terjadi dalam rangkaian pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Malaysia versus Indonesia, Selasa (19/11), tidak bisa ditanggapi dengan hanya kutuk-mengutuk. Pemerintah dan PSSI diminta aktif mendorong serta menekan Pemerintah Malaysia agar bisa melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap peristiwa tersebut.

Idealnya, La Grande Indonesia menginginkan Pemerintah Malaysia bersikap seperti saat menpora Indonesia periode 2014-2019 Imam Nahrawi langsung meminta maaf kepada Menpora Malaysia Syed Saddiq setelah terjadi keributan antara pendukung Indonesia dan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Ja karta, juga dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022, pada 5 September 2019.

Setelah kejadian, Polisi Diraja Malaysia menahan tiga suporter Indonesia. Mereka ditangkap dengan dugaan menyebarkan teror bom di media sosial. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menegaskan, penahanan tiga WNI itu bukan karena terlibat kasus jaringan terorisme.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, Polri telah berkomunikasi dengan Polisi Diraja Malaysia terkait penangkapan tersebut. n antara, ed: firkah fansuri

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement