REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk memanggil Duta Besar (Dubes) Norwegia. Hal itu disampaikan Muhyiddin menyusul beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan seorang pria Norwegia melakukan pembakaran Alquran dalam sebuah demonstrasi anti-Islam pekan lalu.
"MUI minta kepada pemerintah Indonesia agar memanggil Duta besar Norwegia guna mendapatkan informasi lengkap tentang insiden yang bernuansa rasialis tersebut," ujar Muhyiddin saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (24/11).
Dia mengatakan, Pemerintah Indonesia harus mendorong agar Norwegia mengambil tindakan tegas terhadap warganya yang melecehkan dan membakar kitab suci umat Islam tersebut. "Norwegia harus diminta agar mengambil tindakan keras kepada warganya yang menjadi dalang utama tindakan rasialis tersebut," ucap Muhyiddin.
Dia menjelaskan, Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam harus berada di garis terdepan dalam membela kepentingan umat Isam di dunia. Menurut dia, posisi strategis Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB adalah modal penting untuk menjadi pemimpin negara Islam di dunia.
Menurut dia, telah banyak tindak kekerasan yang dialami kaum Muslim di dunia, terutama Muslim minoritas. Karena itu, kata dia, dunia Islam harus meningkatkan perannya secara nyata dalam menyampaikan risalah Islam damai dengan komitmen tinggi menjaga HAM sesuai piagam PBB.
"Sudah saatnya Jakarta mengambil inisiatif dengan percaya diri bahwa pengalaman Indonesia yang multikultural perlu diperkenalkan secara masif agar masyarakat Internasional tahu bahwa nilai-nilai universal Islam menjadi pondasi penting dalam menjaga kesatuan," katanya.
Seperti diketahui, sebelumnya beredar sebuah video di media sosial yang menunjukan seorang pria non-Muslim membakar kitab Alquran di Norwegia. Dalam video itu, tampak seorang pemuda Muslim melompati pagar dan menendang orang yang melakukan pembakaran Alquran.
Insiden itu pun mengundang kecaman, termasuk dari Pakistan. Bahkan, Pakistan memuji pria yang bertindak sebagai pahlawan karena menyelamatkan Alquran dari orang yang membakarnya.