Senin 25 Nov 2019 07:01 WIB

Dishub Bandung: Rekayasa Lalin Sukajadi-Cipaganti Lancar

Dishub Kota Bandung mengakui rekayasa tersebut memunculkan kepadatan kendaraan baru.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Israr Itah
Petugas mengatur lalu lintas dari Jalan Cipaganti Kota Bandung. (ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Petugas mengatur lalu lintas dari Jalan Cipaganti Kota Bandung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mengklaim rekayasa lalu lintas (Lalin) di jalan Sukajadi-Cipaganti yang berlangsung beberapa bulan terakhir berjalan lancar. Namun, Dishub Kota Bandung mengakui rekayasa tersebut memunculkan kepadatan kendaraan baru di beberapa titik.

Kadishub Kota Bandung Ricky Gustiadi mengatakan, rekayasa lalu lintas jalur Sukajadi-Cipaganti berjalan baik. Dengan beberapa indikator seperti waktu tempuh dan kecepatan kendaraan menjadi lebih baik. 

Baca Juga

"Antrean panjang (kendaraan) berkurang dan konsumsi bahan bakar berkurang (yang) diakibatkan macet. Jumlah polutan gas buang kendaraan berkurang," ujarnya, Senin (25/11).

Namun menurutnya, beberapa titik kepadatan kendaraan baru muncul akibat rekayasa yang dilakukan. Seperti di wilayah Pasteur yang berada di depan kantor Biofarma, taman di Jalan Cemara dan Jalan Otten. 

Ricky mengungkapkan, pihaknya berencana membongkar sebagian badan taman di Jalan Otten dan Jalan Cemara untuk mengurai kepadatan kendaraan disekitarnya. Namun, ia memastikan tidak akan membongkar ruang terbuka hijau yang ada. 

"Tidak banyak, paling 20-30 persen (pembongkaran)," katanya. Selain itu, pintu masuk dan keluar pusat perbelanjaan Paris Van Java (PVJ) yang berada di jalan Sukajadi akan ditutup dan dialihkan ke jalur masuk dan keluar yang berada di Karang Tinggal.

Ia mengatakan, rencana penutupan dan pembongkaran akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun, ia tidak merinci kapan waktu pelaksanaan penutupan dan pembongkaran dimulai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement