REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Luapan Sungai Batang Suliti kembali menggenangi pemukiman warga di Jorong Kampung Tarandam Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat untuk yang ketiga kalinya. Ketinggian air mencapai 40 sentimeter (cm).
Seorang warga Kampung Tarandam Nagari Pasar Muaralabuh Rizki Illahi, di Padang Aro, Ahad (24/11) malam, mengatakan, air sudah mulai masuk ke dalam rumah warga. Di jalan, ketinggian air mencapai 40 cm.
"Ini sudah ketiga kalinya malam hari kami dilanda banjir dan sudah banyak masyarakat yang mengungsi ke rumah kerabatnya terutama yang berdekatan dengan sungai Batang Suliti," kata dia.
Ia mengatakan, dalam rentang satu pekann ini sudah tiga kali Kampung Tarandam digenangi banjir dan semuanya terjadi di malam hari. Pertama banjir menggenangi Kampung Tarandam pada Rabu (20/11) kemudian Jumat (22/11) dan Ahad (24/11).
Kondisi saat ini katanya, diperparah dengan listrik yang sering mati sehingga kondisi gelap gulita yang membuat warga makin panik. Perahu karet katanya, sangat dibutuhkan warga untuk mengungsi sebab korban sudah mulai lelah dilanda banjir dan pagi hari harus membersihkan rumah.
"Kami berharap ada bantuan perahu karet dari pemerintah sebab ini sudah banjir yang ketiga kalinya dalam satu minggu ini," ujarnya.
Selain itu, ia berharap bantuan sarapan pagi untuk korban lebih tepat waktu. "Sudah dua kali banjir bantuan sarapan selalu datang terlambat sedangkan warga tidak sempat memasak karena harus membersihkan rumah dan peralatan basah semua," ujarnya.
Warga lainnya Afriadi Nursal mengatakan, biasanya warga tidak ada yang mengungsi tetapi sekarang mereka sudah lelah sehingga ingin sedikit beristirahat. Saat ini katanya, warga siaga di depan rumah masing-masing sebab hujan masih turun dan air terus naik ke pemukiman.
"Kampung Tarandam merupakan langganan banjir dan seharusnya ada perahu karet yang disiagakan di lokasi," ujarnya.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan Sungai Pagu selama 14 hari mulai Jumat (22/11) hingga 5 Desember 2019.
"Selama masa tanggap darurat pemerintah daerah melakukan pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistik ke lokasi bencana sesuai dengan kebutuhan," kata Sekretaris Daerah Solok Selatan Yulian Efi.