REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Perusahaan minyak raksasa asal Arab Saudi, Saudi Aramco, bertemu para investor di Dubai untuk memasarkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) pada Ahad (24/11). Pertemuan dilakukan setelah mencoba mengamankan permintaan dari kekayaan negara Kuawit untuk kesepatan bernilai 25,6 miliar dolar AS yang sangat bergantung pada pembeli lokal dan regional.
Dalam pertemuan di Kuwait pekan lalu, beberapa jajaran eksekutif Saudi Aramco turut hadir. Salah satunya adalah Kepala Eksekutif Aramco Amin Nasser. Pertemuan ini dibenarkan oleh salah seorang sumber yang akrab dengan permasalahan tersebut melalui pernyataannya di surat kabar Kuwait, Alrai.
Dilansir Reuters pada Senin (25/11), surat kabar Kuwait mengatakan keputusan Kuwait Investment Authority (KIA) untuk berpartisipasi akan sangat tergantung pada ‘kajian’ IPO. Akan tetapi, Aramco dan KIA belum memberikan komentar detail mengenai pertemuan keduanya.
Pada akhir Oktober, Direktur Pelaksana KIA Farouk Bastaki mengatakan bahwa Aramco belum mendekati dana tersebut. Tapi, KIA akan melihat IPO Aramco seperti investasi lain.
Setelah bertemu dengan para investor Kuwait, Saudi Aramco bepergian ke Dubai. Turut hadir adalah kepala keuangan dan penasihatnya. Kunjungan ke Dubai merupakan kedua kalinya kunjungan perusahan di luar Riyadh setelah perusahaan memutuskan untuk membatalkan semua roadshow di negara-negara maju.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters, Aramco sudah melakukan pembicaraan dengan investor berdaulat seperti Abu Dhabi Investment Authority, GIC Singapura dan sumber dana lain.
Aramco berjuang menarik jangkar investor besar untuk IPO-nya, yang berpotensi menjadi terbesar di dunia. Seorang eksekutif pembiayaan asal London yang menghadiri roadshow Aramco di Dubai mengatakan kepada Reuters bahwa dirinya tertarik dengan IPO. Tapi, ia menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Beberapa investor bertanya kepada Aramco tentang keberlanjutan kebijakan dividen. Aramco telah menetapkan dividen dasar sebesar 75 miliar dolar AS selama lima tahun. Seorang eksekutif kedua di sebuah perusahaan investasi mengatakan, Aramco tidak menjelaskan apakah level dasar tersebut akan tumbuh.
Pertemuan antara Aramco dengan investor Dubai dipimpin oleh Wakil Presiden Senior Bidang Keuangan, Strategi dan Pengembangan Khaled al-Dabbagh dan Wakil Presiden Strategi dan Analisis Pasar Perusahaan Yasser Mufti.
"Sepertinya ada banyak ketertarikan dari investor ritel dan institusi," ujar direktur keuangan grup perusahaan investasi Arenco, KV Vijay Raghavan, kepada Reuters usai menghadiri roadshow.
Menurut pandangan Reuters, lebih dari 20 orang mengenakan setelan jas berjalan ke area presentasi di sebuah hotel mewah di kawasan pusat keuangan Dubai. Tapi, keamanan hotel membatasi akses wartawan. Roadshow lain direncanakan kembali dilaksanakan di Abu Dhabi pada Senin (25/11).
Aramco berencana melepas 1,5 persen sahamnya. Kesepakatan ini sesuai dengan rencana Putra Mahkota Mohammed Bin Salmen untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi dari ketergantungan terhadap komoditas minyak.
Gubernur bank sentral Arab Saudi mengatakan, pihaknya tidak memantau indiaktor perbankan setiap hari dan tidak melihat adanya dampak likuiditas dari IPO. Pernyataan ini disampaikannya kepada Reuters pada Ahad di Riyadh.