Senin 25 Nov 2019 11:00 WIB

Al-Khwarizmi, Ilmuwan Pertama yang Teliti Aritmatika India

Al-Khawrizmi terkesan dengan sistem numerik peradaban India.

Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan Muslim banyak meneliti warisan peradaban sebelumnya. Seperti sistem angka yang dikembangkan peradaban India.

Salah satu kajian ilmuwan Muslim terkait sistem angka India adalah kitab al-HIsab al-HIndi (buku tentang Metodologi Perhitungan India) dan Al-Jamwa al-Tafriq al-Hisab al-Hindi ('Penjumlahan dan Pengurangan Menurut Aritmatika India') karya Al-Khwarizmi Abu Abdullah Muhammad bin Musa al-Khwarizmi.

Baca Juga

Al-Khawarizmi merupakan seorang Muslim ahli matematika yang lahir pada 780. Sebutannya diambil dari nama kota kelahiran nya, Khwarizm, yang berlokasi di Asia Tengah.  Hingga kini, namanya diabadikan sebagai salah satu cabang matematika, aljabar.

Al-Khwarizmi menjadi orang Arab pertama yang menulis tentang aritmatika India. Menurut Roger Garaudy dalam Promesses de L'Islam, hal itu dilakukan al-Khwarizmi setelah memboyong Siddhanta karya Brahmagupta ke hadapan Khalifah al-Ma'mun pada 773.

Seperti halnya al-Khwarizmi, sang pemimpin amat terkesan dengan kemudahan yang ditawarkan sistem desimal sebagaimana diuraikan dalam Siddhanta. Ada sembilan simbol dengan makna tertentu serta satu simbol yang berarti 'nol.' Hanya dengan 10 simbol itu, sistem tersebut dapat mengekspresikan angka berapa saja.

Kajian atas Siddhanta itu dilakukan al-Khwarizmi atas perintah Khalifah al-Ma'mun. "Kami memutuskan untuk menjelaskan tentang metode kalkulasi menurut teknik India. Dalam hal ini, ada sembilan angka. Teknik ini begitu simpel dan ringkas sehingga dari angka-angka itu dapat mengekspresikan angka dalam jumlah berapapun,"tulis al-Khwarizmi dalam Al-Jam wa al-Tafriq al-Hisab al- Hindi, seperti dikutip Lyons.

Husain Heriyanto merangkum dalam Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, al-Khwarizmi merupakan yang pertama menjelaskan efektivitas bilangan nol dalam perhitungan sistem desimal dan pengerjaan operasi aljabar. Dua karya monumental al-Khwarizmi akhirnya dipelajari para ilmuwan Eropa. Kata bahasa Arab, shifr, yang berarti 'nol' kemudian dipahami secara luas oleh masyarakat Barat sehingga menjadi cipher, chiffre, dan akhirnya zero.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement