Senin 25 Nov 2019 11:39 WIB

Demonstran Lebanon Kepung Kedubes AS

Sekelompok demonstran dari pendukung Hizbullah mengepung Kedubes AS

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Para pendukung Hizbullah berlari usai polisi menembakkan gas air mata di dekat kantor pemerintahan di Beirut, Lebanon, Selasa (29/10).
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Para pendukung Hizbullah berlari usai polisi menembakkan gas air mata di dekat kantor pemerintahan di Beirut, Lebanon, Selasa (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sekelompok demonstran dari pendukung Hizbullah berbaris mengepung Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Awkar, 11 km dari Beirut, Ahad (24/11). Mereka memprotes atas campur tangan AS dalam keterlibatan urusan Lebanon.

Tentara Lebanon mencegah para pengunjuk rasa untuk maju ke jalan menuju kedutaan setelah mendirikan barisan keamanan. Para pemuda dari Partai Komunis, Partai Nasionalis Sosial Suriah, dan beberapa pengungsi Palestina berpartisipasi dalam demonstrasi.

Baca Juga

"Dengan perlawanan dan melawan campur tangan AS yang diungkapkan oleh mantan Duta Besar AS Jeffrey Feltman," ujar demonstran dikutip dari ArabNews, Senin (25/11).

Demonstran membakar bendera AS dan Israel. Beberapa mencoba memotong kawat berduri untuk menerobos barisan keamanan yang menyebabkan kerusuhan dan dibubarkan oleh pasukan keamanan internal dengan gas air mata.

Demonstrasi itu bertepatan dengan kampanye media sosial yang menuduh gerakan sipil di Lebanon menerima dana dan arahan AS. Seorang pengguna Twitter menjawab "Apakah Anda mengizinkan kami untuk berdemonstrasi di luar Kedutaan Besar Iran?"

Protes damai di Beirut, Tripoli dan Sidon untuk menolak penyitaan properti maritim pun terjadi pada Ahad. Pada Sabtu malam, protes damai terjadi untuk pertama kalinya di lingkungan dalam Beirut, sejumlah warga dari lingkungan pro-Hariri hadir.

Para pengunjuk rasa, yang mengibarkan bendera dan balon Lebanon, meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk kehidupan yang sulit dan kondisi ekonomi. Mereka menuntut pembentukan pemerintahan yang cepat yang menanggapi tuntutan gerakan sipil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement