REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- PT Jasa Tirta II (Persero) berupaya meningkatkan kinerja perusahaan dengan mencanangkan transformasi berbagai aspek. Salah satunya mengambil potensi pengelolaan waduk, bendungan dan waduk, bendung dan saluran sungai dan wilayah sungai.
Direktur Utama Jasa Tirta II U Saefudin Noer mengatakan perseroan telah memenuhi kebutuhan 80 persen air baku DKI Jakarta sebagai ibu kota negara dan air baku di kawasan Bekasi, Karawang, Subang dan Purwakarta tercukupi 100 persen.
"Sekitar 90 persen air Waduk Ir H Djuanda digunakan untuk mengairi kawasan pertanian di Jawa Barat seluas lebih dari 240 ribu hektar yang merupakan salah satu lumbung padi nasional. Hasil panen rata-rata 5,5 ton perhektar dalam dua musim tanam dengan asumsi rata-rata produksi padi 3,1 juta ton per tahun," ujarnya saat konferensi pers Ngopi BUMN di Synergy Lounge Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11).
Menurutnya pencapaian Jasa Tirta II dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah kerjanya melalui kegiatan operasi dan pemeliharaan, konservasi dan kampanye kebersihan lingkungan. Adapun dasar transformasi tidak lepas dari triple bottom line dan konsep people, planet & profit.
"Fokus transformasi mencakup people and corporate culture, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, area bisnis baru, dan optimalisasi aset, sehingga dapat berkontribusi lebih banyak bagi ketahanan pangan dan energi nasional," ucapnya.
Menurutnya potensi pengusahaan yang manageable mampu mendorong pendapatan bagi perseroan. Melalui transformasi ini, Jasa Tirta II berupaya menjaga konservasi lingkungan, memitigasi kekeringan, manajemen banjir, mengurangi potensi konflik SDA, serta energi baru dan terbarukan.
“Transformasi kami dimulai dari masa depan. Hal ini penting momentumnya untuk memastikan benefit perusahaan ini terus dirasakan masyarakat selain profitnya” ucapnya.
Sepanjang 2019, Jasa Tirta II telah melaksanakan program konservasi dan optimalisasi pengelolaan air dengan pembersihan sumber air mulai dari Situ Cisanti, pembersihan waduk, bendung dan saluran sepanjang Sungai Citarum dan antisipasi kekeringan melalui proses pengaturan air untuk pertanian, industri dan air minum.
Tak hanya itu, mampu meningkatkan pariwisata di Jatiluhur Jasa Tirta II juga mengembangkan zonasi destinasi eco-tourism, wisata air, renovasi hotel, bungalow dan resto dan penataan UMKM di sekitar waduk.
Berdasarkan pengalaman itu, perseroan melakikan inovasi konsep One River One Management (OROM) guna optimalisasi pengusahaan SDA untuk terus berkontribusi bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Konsep OROM dengan optimalisasi aset dan harta milik negara (HMN) antara lain dengan adanya Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang dapat menarik investasi sebagai strategi pendanaan dalam menciptakan value creation di bidang pengusahaan dan pengelolaan SDA untuk mewujudkan keberlanjutan dan kemandirian pengelolaan SDA untukketahanan bangsa. (Novita Intan)